- Information
- AI Chat
Makalah Psikologi Kpribadian
Perbandingan Agama
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
Preview text
MAKALAH PSIKOLOGI KPRIBADIAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Materi kuliah : PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
Dosen Pengampu:Donny Usman S.,M Psikolog
Kelompok 5
Disusun Oleh:
Nama :Romyzar Kurniadi - 11914025
: Ariqah Mellita -
: Ati Wasilah - 11914001
Kelas : III A
Prodi Studi Psikologis Islam
Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah
Institute Agama Islam Pontianak
2020
Kata Pengantar
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kita senantiasa diberikan kemudahan dan nikmat yang
tiada habisnya. Tak lupa pula shalawat serta salam senantiasa haturkan kepada nabi besar
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Terimakasih kepada Ayahanda Donny Usman S.,M Psikolog. selaku dosen
mata kuliah Psikologi Kepribadian yang telah memberikan pengetahuan moral maupun
materi. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan serta seluruh
pihak yang telah mendukung sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep dan Teori Tentang PSIKOANALISA SIGMUND FREUD yang Berkaitan Dengan
“Psikologi Kepribadian” ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
sebagai pelajaran agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Pontianak, 2 November 2020
Penulis
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund
Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan
meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada
buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900.
Psikoanalisa juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan
cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Konsep Freud yang Anti
rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan
simbolisme sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan
dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah
dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan
orang lain. Libido(insting) mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi
menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk
mati.
B. RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan Psikoanalisis?
- Bagaimana Biografi Sigmund Freud?
- Bagaimana struktur menurut Sigmund Freud?
- Bagaimana dinamika menurut Sigmund Freud
- Apa saja perkembangannya?
C. TUJUAN
- Untuk menjelaskan pengertian Psikoanalis
- Mengetahui Biografi Sigmund Freud
- Mengetaui Struktur kepribadian menurut Sigmund Freud
- Mengetahui dinamika menurut Sigmund Freud
- Mengetahui perkembangan dari teori Sigmund Freud
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Psikoanalisis Psikoanalisis pada adalah perkem-bangan dari psikodinamika, suatu teori psikologi klinis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikodinamika ini berang-gapan bahwa tingkah laku manusia itu mirip dengan tingkah binatang. Sigmund freud kemudian menyebut dan mengem- naluri yang disebut “libido”, suatu naluri konstruktif menganggap bahwa das esadalah tak lain dari pada alam tak sadar yangmerupakan libido tak terorganisir, sehingga alam tak sadar merupakan wadah dari dorongan-dorongan dan keinginan atau nafsu terkekang yang ditolak oleh alam sadar. [ CITATION Suh15 \l 1057 ]
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja,sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisisFreud”sama artinya.
Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (bahasa Inggris: analitycal psychology) dan “psikologi individual” (bahasa Inggris: individual psychology) bagi ajaran masing-masing memiliki tiga penerapan:
1 metode penelitian dari pikiran.
2 ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3 metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional Psikoanalisisdikembangkan oleh Sigmund Freud.
Psikoanalisis dapat dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi struktur, dinamika, dan perkembangannya[ CITATION Hel18 \l 1057 ]
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:
Teori mengenai kepribadian & psikopatologi,
Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.
Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.
Lima karya Freud yang sangat terkenal dari beberapa karyanya adalah:
The Interpretation of dreams (1900),
The Psichopathology of Everiday Life (1901),
General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917),
New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan
An Outline of Psichoanalysis (1940).
Dalam dunia pendidikan pada masa itu, Sigmund Freud belum seberapa populer. Menurut A. Supratika, nama Freud baru dikenal pertama kalinya dalam kalangan psikologi akademis pada tahun 1909, ketika ia diundang oleh G. Stanley Hall, seorang sarjana psikologi Amerika, untuk memberikan serangkaian kuliah di universitas Clark di Worcester, Massachusetts. Pengaruh Freud di lingkungan psikologi baru terasa sekitar tahun 1930-an. Akan tetapi Asosiasi Psikoanalisis Internasional sudah terbentuk tahun 1910, begitu juga dengan lembaga pendidikan psikoanalisis sudah didirikan di banyak negara.
- Struktur Kepribadian menurut Sigmund Freud
a) Tingkat Kehidupan Mental
Sadar (Conscious) Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness). Prasadar (Preconscious) Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Taksadar (Unconscious) Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalam- pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar. b) Wilayah Pikiran
Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah sisadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Plesure principle diproses dengan dua cara :
- Tindak Refleks (Refleks Actions) Adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan.
- Proses Primer (Primery Process) Adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-benar salah, tidak tahu moral. Alasan inilah yang kemudian membuat id memunculkan ego. Ego (Das Ich)
Ego atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Kebutuhan lambat laun akan semakin kuat dan bertambah banyak, sedang keinginan- keinginan lain akan datang silih berganti. Di seputar alam sadar ini, selama tahun-tahun pertama kehidupan seorang bayi, sebagian id berubah menjadi ego (aku). Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan organisme. Proses ini disebut proses sekunder.
Tidak seperti id, ego berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realitas, artinya dia memenuhi kebutuhan organisme berdasarkan objek-objek yang sesuai dan dapat ditemukan dalam kenyataan.
Contohnya, ego seorang wanita secara sadar, memotivasinya untuk memilih pakaian yang dijahit rapi dan sangat licin karena ia merasa nyaman berbusana seperti itu. Pada saat yang sama ia mungkin ingat samar-samar (secara bawah sadar) bahwa sebelumnya ia pernah dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain itu, barangkali termotivasi secara tidak sadar untuk berperilaku rapi dan teratur. Jadi keputusan untuk mengenakan pakaian rapi nan licin bisa terjadi di tiga tingkat kehidupan mental.
Superego (Das Ueber Ich) Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti ego, ia tak punya sumber
a. Sumber insting : adalah kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Tubuh menuntut keadaan yang seimbang terus menerus, dan kekurangan nutrisi misalnya akan mengganggu keseimbangan sehingga memunculkan insting lapar. b. Tujuan insting : adalah menghilangakan rangsangan kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan. Misalnya, tujuan insting lapar (makan) ialah menghilangkan keadaan kekurangan makan, dengan cara makan. c. Obyek insting : adalah segala aktivitas yang menjadi perantara keinginan dan terpenuhinya keinginan itu. Jadi tidak hanya terbatas pada bendanya saja, tetapi termasuk pula cara-cara memenuhi kebutuhan yang timbul karena isnting itu. Misalnya, obyek insting lapar bukan hanya makanan, tetapi meliputi kegiatan mencari uang, membeli makanan dan menyajikan makanan itu. d. Pendorong atau penggerak insting : adalah kekuatan insting itu, yang tergantung kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan. Misalnya, makin lapar orang (sampai batas tertentu) penggerak insting makannya makin besar. 2. Jenis-Jenis Insting A. Insting Hidup (Life Instinct) Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar,haus dan seks. Bentuk enerji yang dipakai oleh insting hidup itu disebut “libido”. Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, namun dalam kenyataannya yang paling diutamakan adalah insting seksual (terutama pada masa-masa permulaan,sampai kira-kira tahun 1920). Dalam pada itu sebenarnya insting seksual bukanlah hanya untuk satu insting saja, melainkan sekumpulan insting-insting, karena ada bermacam-macam kebutuhan jasmaniah yang menimbulkan keinginan-keinginan erotis. B. Insting Mati (Death Instinct) Insting mati disebut juga insting-insting merusak (destruktif). Insting ini berfungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting hidup, karenanya tidak begitu dikenal. Akan tetapi adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa tiap orang itu pada akhirnya akan mati juga. Inilah yang menyebabkan Freud merumuskan bahwa “Tujuan semua hidup adalah mati” (1920). Suatu derivatif insting mati yang terpenting adalah dorongan agresif. Sifat agresif adalah pengrusakan diri yang diubah dengan obyek subtitusi hidup dan insting mati dapat saling bercampur, saling menetralkan. Makan misalnya merupakan campuran dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat dipuaskan dengan menggigit, menguyah dan menelan makanan. 3. Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dihadapinya ialah menjadi cemas atau takut. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang mengamankan ego karena memberi sinyal ada bahaya di depan mata. Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman. Hanya ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan tetapi, baik id, superego, maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari tiga jenis kecemasan: realistis, neurotis dan moral. Ketergantungan ego pada id menyebabkan munculnya kecemasan neurosis, sedangkan
ketergantungan ego pada superego memunculkan kecemasan moral, dan ketergantungannya pada dunia luar mengakibatkan kecemasan realistis. a. Kecemasan Realistis (Realistic Anxiety) Adalah takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini menjadi asal muasal timbulnya kecemasan neurotis dan kecemasan moral. b. Kecemasan Neurotis (Neurotic Anxiety) Adalah ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari orang tua atau figur penguasa lainnya kalau seseorang memuaskan insting dengan caranya sendiri, yang diyakininya bakal menuai hukuman. Hukuman belum tentu diterimanya, karena orang tua belum tentu mengetahui pelanggaran yang dilakukannya, dan misalnya orang tua mengetahui juga belum tentu menjatuhkan hukuman. Jadi, hukuman dan figur pemberi hukuman dalam kecemasan neurotis bersifat khayalan. c. Kecemasan Moral (Moral Anxiety) Adalah kecemasan kata hati, kecemasan ini timbul ketika orang melanggar standar nilai orang tua. Kecemasan moral dan kecemasan neurotis tampak mirip, tetapi memiliki perbedaan prinsip yakni : tingkat kontrol ego pada kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalahnya sedang pada kecemasan neurotis orang dalam keadaan distres
- terkadang panik sehingga mereka tidak dapat berfikir jelas.
- Mekanisme Pertahanan Ego Freud mengartikan mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism) sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan. Menurut Freud mekanisme pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya, adapun mekanisme yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari ada tujuh macam, yaitu : a (Identification) Cara mereduksi tegangan dengan meniru (mengimitasi) atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Diri orang lain diidentifikasi tetapi cukup hal-hal yang dianggap dapat membantu mencapai tujuan diri. Terkadang sukar menentukan sifat mana yang membuat tokoh itu sukses sehingga orang harus mencoba mengidentifikasi beberapa sifat sebelum menemukan mana yang ternyata membantu meredakan tegangan. Apabila yang ditiru sesuatu yang positif disebut Introyeksi. Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuk tiga macam tujuan, yaitu : a. Merupakan cara orang dapat memperoleh kembali sesuatu (obyek) yang telah hilang. b. Untuk mengatasi rasa takut. c. Melalui identifikasi orang memperoleh informasi baru dengan mencocokkan khayalan mental dengan kenyataan.
b/Reaksi Kompromi (Displacement/Reactions Compromise) Manakala obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapt dicapai karena ada rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam (antikateksis) insting itu direpres kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap infantil (0- 5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantil yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian, terbagi menjadi tiga fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan terutama oleh perkembangan biologis, sehingga tahap ini disebut juga tahap seksual infantil. Perkembangan insting seks berarti perubahan kateksis seks, dan perkembangan biologis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilih menjadi pusat kepuasan seksual (erogenus zone)
- Fase Oral (Usia 0 – 1 tahun) Fase oral adalah fase perkembangan yang berlangsung pada tahun pertama dari kehidupan individu. Pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau air. Stimulasi atau perangsangan atas mulut seperti mengisap, bagi bayi merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.
- Fase Anal (Usia 1 – 2/3 tahun) Fase ini dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga dari kehidupan. Pada fase ini, fokus dari energi libidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur serta kesenangan atau kepuasan diperoleh dari kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces (kotoran) pada fase ini pulalah anak mulai diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training, yakni latihan mengenai bagaimana dan dimana seharusnya seorang anak membuang kotorannya.
- Fase Falis (Usia 2/3 – 5/6 tahun) Fase falis (phallic) ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur ke daerah alat kelamin. Pada fase ini anak mulai tertarik kepada alat kelaminnya sendiri, dan mempermainkannya dengan maksud memperoleh kepuasan. Pada fase ini masturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan). Oedipus complex adalah kateksis obyek seksual kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya (ingin memiliki perhatian lebih dari ibunya) dan menyingkirkan ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
- Fase Laten (Usia 5/6 – 12/13 tahun) Fase ini pada usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode peredaan impuls seksual. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi, fase laten lebih sebagai fenomena biologis, alih-alih bagian dari perkembangan psikoseksual. Pada fase ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non seksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan, dan hubungan teman sebaya. Dan pada fase ini anak menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dan lebih mudah dididik dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya (masa pubertas).
- Fase Genital Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll), dan pertumbuhan tanda seksual primer. Pada fase
ini kateksis genital mempunyai sifat narkistik : individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan orang lain diingkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah. Pada fase ini, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek diluar, seperti : berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.
· Identifikasi
· Displecement
· Represi
· Fiksasi and Regresi
· Proyeksi
· Introyeksi
· Pembentukan Reaksi
Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat lima fase atau tahapan perkembangan yang kesemuanya menentukan bagi pembentukan kepribadian. Lima fase tersebut adalah :
Fase Oral
Fase Anal
Fase Falis
Fase Laten
Fase Genital
Saran Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat kelemahan-kelemahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Bertens, K. 2016. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia.
Feist, Jess and Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Ja’far, H. 2015. Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat. Psymathic: Jurnal Imiah Psikologi, 2(2), 209—221.
Kuntojo. 2015. Psikologi perkembangan. Jogjakarta:DictionKoeswara, E. 2001- teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.
Teori Sigmund Freud dalam w-psikologi.blogspot/2009/03/teori-sigmund- freud-id-egodan-superego.