- Information
- AI Chat
Problematika Penerjemahan
english
Jakarta Global University
Recommended for you
Preview text
Problematika
Penerjemahan
A. Kesulitan-kesulitan dalam Penerjemahan Soemamo (1988) mengutarakan bahwa seorang penerjemah, di dalam tugasnya, akan menghadapi berbagai macam kesulitan, misalnya kesulitan• kesulitan yang berkaitan dengan makna, seperti makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual atau situasional, makna tekstual, dan makna sosio-kultural. Makna-makna itu sendiri ada yang secara mudah dapat diterjemahkan (translatable) dan ada yang sulit sekali bahkan mungkin tidak dapat diterjemahkan (untranslatable) (pp. 19 - 21 ). Makna-makna yang sulit diterjemahkan biasanya makna-makna yang berkaitan dengan sosio- kultural. Di samping kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan makna, penerjemah mungkin dihadapkan pula dengan kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan materi-materi yang diterjemahkan, misalnya materi- materi yang berhubungan dengan teks-teks sastra. Misalnya, kesulitan menerjemahkan lelucon, peribahasa, dan beberapa gaya bahasa (figurative languages) yang berkaitan dengan sosio-kultural tertentu. Sehingga tidak jarang, nilai dan rasa keindahan dalam Tsu itu hilang dalam Tsa atau paling tidak muncul rasa kaku dan hambar dalam hasil terjemahannya.
B. Kesilapan-kesilapan dalam Penerjemahan Kesilapan (errors) dapat dibedakan dengan kesalahan (mistake). Menurut kamus umum elektronik Longman Active Study Dictionary ( 2002 ), "Error is a mistake you made in something you are doing, that can cause problems." Dari batasan di atas, kesilapan adalah kesalahan yang dibuat oleh seseorang tatkala ia sedang mengerjakan atau melakukan sesuatu, sehingga dari kecerobohannya itu menimbulkan masalah. Sedangkan menurut kamus umum elektronik Microsoft Encarta ( 2005 ), "Error is something unintentionally done wrong, for example, as a result of poor judgment or lack of care." Dari definisi di atas dinyatakan bahwa kesilapan adalah sesuatu yang dikerjakan dengan salah secara tidak disadari atau tanpa di sengaja. Selanjutnya dalam kamus umum elektronik Longman Active Study Dictionary ( 2002 ), "Mistake is something that you do by accident, or is the result of a bad judgment." Batasan tersebut menyatakan bahwa kesalahan atau kekeliruan adalah sesuatu yang dilakukan secara tidak
Bab 8
sengaja atau sebagai akibat dari pertimbangan yang buruk atau salah. Sedangkan kamus umum elektronik Microsoft Encarta ( 2005 ), "Mistake is an incorrect, unwise, or unfortunate act or decision caused by bad judgment or a lack of information or care." Kesalahan adalah suatu tindakan atau keputusan yang
kesilapan mutlak (absolute errors). Kesilapan fungsional berkaitan dengan pelanggaran aspek-aspek fungsional kebahasaan dalam teks yang diterjemahkan, sedangkan kesilapan mutlak berkaitan dengan
pelanggaran aturan-aturan linguistik atau kultural yang digunakan dalarn teks terjernahan (Gouadec, 1989 ; Nord, 1996 ). 3) Perbedaan antara kesilapan-kesilapan sistematik (systematic errors) yang terns berulang atau kurnat dalarn diri penerjernah dan kesilapan-kesilapan non-sistematik (random errors) yang diakibatkan oleh kondisi psikologis penerjernah (Spilka, 1989 ). 4) Perbedaan antara kesilapan-kesilapan dalam produk terjernahan dan kesilapan-kesilapan dalam proses penerjernahan. Selanjutnya Gile (dalarn Hurtado Albir, 2001) rnernbedakan tiga buah penyebab kesilapan (three causes of errors) yang sering dirniliki oleh penerjernah adalah karena: 1 ) kurang pengetahuan (lack of knowledge) tentang ekstralinguistik dalarn Tsu dan Tsa 2) kurang rnenguasai rnetodologi (lack ofmethodology) 3) kurang rnerniliki rnotivasi (lack ofmotivation) (p. 282 )
C. Masalah-masalah Linguistik dalam Penerjemahan Dalarn penelitian ini fokus kajian tentang rnasalah linguistik adalah hanya pada dua kategori, yaitu kategori grarnatikal dan kategori leksikal.
1) Kategori Gramatikal Moentaha (2006) rnernaparkan beberapa rnasalah penerjernahan yang berkaitan dengan kategori grarnatikal, diantaranya yang menyangkut bentuk• bentuk tunggal dan jarnak (singular dan plural nouns), aspek (aspects), dan genus (gender) (pp. 15 - 22 ). a. Masalah bentuk tunggal dan jamak Yang rnenjadi kesulitan bahasa dalarn penerjernahan juga adalah perbedaan sistern grarnatikal yang berkaitan dengan kata benda tunggal dan jarnak. Sistern tata bahasa dari bentuk kata benda tunggal dan jarnak dalarn bahasa Inggris berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris rnerniliki indikator-indikator jamak, rnisalnya morfem -s (indikator jarnak) dalarn kata
benda chairs dan books atau -es (indikator jarnak) seperti pada kata benda box-boxes dan houses yang berasal dari bentuk tunggalnya chair (tunggal)
yang tidak rnerniliki indikator atau berindikator nol (zero indicator), morfem - en pada kata benda oxen (jarnak) yang berasal dari kata benda tunggalnya ox, perubahan vokal a (indikator tunggal) rnenjadi e (indikator jarnak) seperti dalarn man-men; woman-women, dan fonem oo (indikator tunggal) seperti dalarn kata benda tooth dan foot rnenjadi - ee- (indikator jarnak) seperti dalarn kata benda teeth danfeet. b. Masalah aspek Aspek adalah kategori verba yang rnenyatakan berlangsungnya suatu perbuatan, rnisalnya aspek perfektif (perfective aspect) yang rnenyatakan
- Tsu : I was writing a letter yesterday. Tsa : Saya sedang rnenulis sepucuk surat kernarin.
- Tsu : I have been writing a letterfor two hours. Tsa : Saya rnasih rnenulis sepucuk surat selarna dua jam.
- Tsu : I have written a letter. Tsa 1: Saya telah rnenulis sepucuk surat selarna dua jam. Tsa 2 : Saya tuntas rnenulis sepucuk surat selarna dua jam.
- Tsu : I had written a letter. Tsa : Saya <lulu telah (tuntas) rnenulis sepucuk surat. (Sebaiknya kalirnat seperti ini harus disertai anak kalirnat yang berkata depan before atau before clause.) c. Masalah genus Masalah yang dapat dikategorikan sulit untuk diterjernahkan dari bahasa Inggris ke dalarn bahasa Indonesia adalah kategori genus (gender) atau jenis kelarnin. Kategori genus (masculine-feminine) bahasa Inggris berbeda dengan kategori jenis kelarnin dalarn bahasa Indonesia. Bahasa Inggris rnerniliki beberapa indikator genus dengan pola yang beragarn, rnisalnya: Tabel 8 Indikator Genus Masculine Feminine zero indicator: hero suffix -ine: heroine suffix -or: aviator suffix -rix: aviatrix zero indicator: tiger suffix ess: tigress billy-: billy goat nanny-: nanny goat buck: buck rabbit doe: doe rabbit jack:jack ass jenny: jenny ass He: he bear she: she bear torn: tom cat tabby: tabby cat
Jika kategori jenis kelarnin ini diterjernahkan ke dalarn bahasa Indonesia, rnaka banyak pilihan indikator jenis kelarnin yang dapat digunakan, rnisalnya - wan dan - wati; -a- dan -i-; pria- wanita; jantan• betina. Jadi sernua kata dan frase di atas dapat diterjernahkan ke dalarn bahasa Indonesia rnenjadi: l. hero-herione---+ 'pahlawan priapahlawan wanita' 2. aviator-aviatrix ->» pilot pria pilot wanita? 3. tiger-tigress---+ 'harirnaujantan' - 'harirnau betina' 4. billy goat-nanny goat » kambing jantan - 'karnbing betina' 5. jack ass-jenny ass -» keledai jantan' 'keledai betina' 6. buck rabbit-doe rabbit -> 'kelinci jantan' 'kelinci betina' 7. he bear-she bear---+ 'beruangjantan' - 'berung betina' 8. tom cat-tabby cat -» 'kucing jantan' -'kucing betina'
2) Kategori Leksikal Masalah-masalah penerjemahan yang berkaitan dengan kategori leksikal menyangkut aneka makna, diferensial dan nondiferensial, dan medan semantis (Moentaha, 2006 , pp. 13 - 1 4). a. AnekaMakna Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki aneka makna (polysemous meaning) yang berbeda, sehingga hal tersebut kadang- kadang menyulitkan penerjemah untuk memilih kata yang tepat. Berikut adalah contoh aneka makna dalam bahasa Inggris dan kasus penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Kata house dalam bahasa Inggris memiliki arti 'rumah' dalam bahasa Indonesia karena merujuk kepada 'gedung tempat tinggal' (dwelling), sedangkan kata house itu sendiri mempunyai aneka makna yang lain, yaitu 'dinasti' (dynasty) seperti the House of Smiths yang berarti 'Dinasti Smith'. Di samping itu kata house berarti 'teater' atau 'para penonton di gedung pertunjukan' (an appreciative house), 'bisnis' (a publishing house), dan lain-lain. Begitu pula dalam bahasa Indonesia, kata 'rumah' itu tidak mempunyai hubungan dengan kata house, namun memiliki aneka makna, misalnya 'rumah sakit (hospital), 'rumah sakit jiwa (lunatic asylum), 'rumah makan' (restaurant), 'rumah yatim piatu' (orphanage), dan lain- lain. Jadi dalam hal ini seorang penerjemah harus pandai menentukan kategori leksikal dalam proses penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. b. Diferensial/Nondiferensial Yang dimaksud dengan nondiferensial adalah satu kata yang mengandung pengertian lebih luas, misalnya kata rice mengandung pengertian lebih dari satu dalam bahasa Indonesia, sehingga dapat dipadankan dengan kata 'padi', 'beras', atau 'nasi' bergantung makna gramatikalnya dan konteks kalimatnya. Misalnya dalam kalimat Every day we eat rice. Kata rice di dalam kalimat itu berpadanan dengan 'nasi', sedangkan dalam kalimat Yesterday I bought rice in the grocery shop. Kata rice dalam kalimat ini berarti 'beras', adapun dalam kalimat They work in the ricefieldfrom sunup to sundown. Dalam kalimat tersebut kata rice bermakna padi' (ricefield=ladang padi atau sawah).
bahasa Inggris. Kata tersebut bisa rnengandung pengertian leg yang rnenyangkut 'kursi' (the legs of a chair= kaki-kaki kursi), kernudian berarti foot yang rnenyangkut 'gunung' (the foot of a mountain=kaki gunung). Sebaliknya, kata leg dan foot itu sendiri rnerniliki pengertian yang sernpit, artinya kedua kata tersebut sudah dalarn kategori kata-kata yang spesifik atau rnerniliki pengertian yang sernpit. c. Medan Semantis Medan sernantis (semantic field atau lexical field) termasuk ke dalarn kategori leksikal yang rnenjadi rnasalah linguistik dalarn penerjernahan. Rihards (1992) rnernberi batasan bahwa rnedan sernantis adalah pengorganisasian kata yang saling berkaitan dalarn sebuah sistern yang saling berhubungan (p. 211 ). Contohnya kata-kata dalarn kelornpok kinship (kekerabatan) seperti father, mother, brother, sister, uncle, dan aunt termasuk ke dalarn rnedan sernantis karena ciri-ciri relevan rnenyatakan hubungan keturunan atau anggota keluarga. Di sarnping itu Moentaha ( 2006 ) rnenarnbahkan bahwa rnedan sernantis ialah kelornpok kata yang rnaknanya rnengandung kornponen sernantis urnurn (p. 257 ). Misalnya, rnedan sernantis yang rnenyatakan waktu: hari, rninggu, bulan, tahun; yang rnenyatakan ruang: pekarangan, karnar, jalanan; yang rnenyatakan sensasi ernosional: sedih, gernbira; yang rnenyatakan sensasi jasrnani: sakit kepala, sakit pinggang, dan lain-lain. Pernaharnan terhadap rnedan sernantis ini sangat penting bagi para penerjernah karena ia hams rnenerjernahkan suatu kata dari Bsu itu ke dalarn Bsa yang rnerniliki kategori rnedan sernantis yang sarna, rnisalnya kalirnat yang rnengandung kata kerja persepsi hams diterjernahkan ke dalarn kalirnat yang rnerniliki kata kerja persepsi yang sarna, seperti She hears a song diterjernahkan rnenjadi 'Dia (perernpuan) rnendengar sebuah lagu'. Kalirnat persepsional dalarn Tsa seyogyanya diterjernahkan ke dalarn Tsa dengan kalirnat yang rnenyatakan rnedan sernantis yang sarna.
D. Masalah-masalah Stilistik dalam Penerjemahan Menurut KBBI (2005), tuturan adalah sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran (cerita) dan sebagainya (p. 1231 ). Dalarn istilah linguistik, tuturan itu dikenal dengan istilah utterance. Tuturan adalah sebuah kata atau sederetan kata yang diucapkan. Pada tingkatan yang paling sederhana, ucapan kata "Oh" ketika seseorang rnenyentuh sebuah benda yang panas, sudah dapat dikatakan sebuah tuturan, walaupun tuturan tersebut tidak dirnaksudkan untuk rnengornunikasikan rnakna kepada law an bicara (http :www. rdillman. com/HFCLITUTOR/Relation/relate 2. html). Richards (1992) rnengernukakan bahwa tuturan adalah apa saja yang diucapkan oleh seseorang sebelurn atau sesudah orang lain berbicara (p. 395 ). Berikut adalah contoh dari tuturan dalarn bentuk dialog:
1 ) tuturan satu kata ( a word) A: Have you done your homework? B: Yeah. Tuturan yang ke-l ini termasuk ke dalam tuturan biasa. Jika diterjemahkan, maka akan menjadi: A: Apakah kamu sudah mengerjakan PR- mu? B: Ya, sudah. 2) tuturan satu kalimat (one sentence) A: What's the time? B: It's halfpastfive. Tuturan yang ke-2 ini pun termasuk ke dalam tuturan biasa. Jika diterjemahkan, maka hasilnya: A: Pukul berapa sekarang? B: Pukul 05 : 30. 3) tuturan lebih dari satu kalimat (more than one sentence) A: Look, I'm really fed up. I've told you several times to wash your hands before a meal. Why don't you do as you 're told? B: But Mum, listen .... Tuturan yang ke-3 ini termasuk ke dalam Idiomatis karena mengandung unsur idiom yaitu I'm really fed up yang artinya 'Saya sudah muak'. To be fed up termasuk ke dalam logat moderen (slang) yang terkadang bemada kasar. Tuturan Idiomatis to befed up itu sendiri dapat bermakna 'mual', 'muak', dan 'bosan' (Echols dan Shadily, 2001, p. 236 ). Akan tetapi sebenamya kata Look itu sendiri dapat bermakna Idiomatis, yaitu 'Coba perhatikan' atau 'Begini' bukan 'Lihatlah'. Sehingga jika tuturan ke-3 tersebut diterjemahkan, maka akan menjadi: A: Coba perhatikan, Aku sudah muak. Sudah aku katakan beberapa kali agar kamu mencuci tangan sebelum makan. Mengapa kamu tidak nurut? B: Tapi Bu, dengarlah ...
Problematika stilistik atau vanas 1 gaya dalam penerjemahan merupakan bagian dari permasalahan yang sulit karena menyangkut aspek susastra yang memiliki keunikan tersendiri. Jika semuanya menjadi bagian dari proses penerjemahan dan produk terjemahan, maka seorang penerjemah yang menerjemahkan teks yang mengandung stilistik ini perlu melakuan metode, teknik, dan prosedur penerjemahan tertentu supaya hasil terjemahannya berterima. Crystal dan Davy dalam Leech ( 199 7) mengutarakan tiga dimensi utama stilistik atau variasi gaya (p. 18 ), yaitu:
- Bentuk gaya yang relatif permanen a) Individualitas (bahasa Pak A, Bu B, atau Nona C, dan seterusnya) b) Dialek (bahasa wilayah geografis atau kelas sosial) c) Waktu (bahasa abad XVIII dan sebagainya)
- Penyampaian gagasan atau wacana a) Sarana atau ragam (pidato, tulisan, dan sebagainya) b) Partisipasi atau cara berbahasa (mono log, dialog, dan sebagainya)
- Bentuk gaya yang relatif temporer a) Ragam bahasa (bahasa hukum, ilmiah, iklan, dan sebagainya) b) Status (bahasa sopan, santai, slang, dan sebagainya) c) Modalitas (bahasa catatan, kuliah, lelucon, dan sebagainya) d) Perorangan (gaya Dickens, Hemingway, dan sebagainya)
Semua dimensi stilistik di atas terwujud dalam beberapa karya tulis maupun lisan. Penerjemah teks yang mengandung stilistik ini harus mampu menganalisis setiap kata, frase, kalimat, serta wacana yang muncul dalam teks sumber yang dia terjemahkan. Dalam teks novel, misalnya, banyak ungkapan yang digunakan oleh setiap karakter. Penerjemah harus mampu menganalis makna ungkapan yang muncul dari setiap individu karakter tersebut. Contoh lain, penerjemah harus mampu memahami makna dialek yang digunakan oleh masing-masing karakter yang ada dalam novel tersebut. Jika tidak, maka setiap kekhasan bahasa yang dimiliki oleh setiap lakon cerita itu tidak mencapai bahasa sasaran yang berterima. Kasus-kasus sejenis juga akan muncul pada variasi gaya lainnya, misalnya pada teks pidato, bahasa hukum, bahasa ekonomi, bahasa teknik, bahasa iklan, dan lain-lain.
Problematika Penerjemahan
Course: english
University: Jakarta Global University
- Discover more from:englishJakarta Global University945 Documents
- More from:englishJakarta Global University945 Documents