Skip to document

KLP.3 Makalah KB pakai dapus

MAKALAH KONTRASEPSI DARURAT
Course

Komunikasi Kesehatan

3 Documents
Students shared 3 documents in this course
Academic year: 2023/2024
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Universitas Andalas

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

MAKALAH KELUARGA BERENCANA

“KONTRASEPSI DARURAT”

Disusun oleh:

Kelompok 3

Risna Sari Situmorang/ 2220332009

Intan Silvia Nesva/ 2220332010

Mimi Rahmawati/ 2220332011

Rita Gusmaladewi/ 2220332012

Dosen Pengampu:

dr. Desmiwarti, SpOG (K)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontrasepsi Darurat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keluarga Berencana”. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Makalah ini terwujud atas bimbingan dan arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. dr. Desmiwarti, SpOG (K), sebagai dosen penanggung jawab dan pengampu mata kuliah keluarga berencana. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, 4 April 2023

Penulis

ii

DAFTAR TABEL

Halaman Table 2 Jenis Pil Kontrasepsi Darurat............................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penduduk yang menempati posisi ke empat dengan laju pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk yang tinggi didunia setelah negara Cina, India dan Amerika Serikat. Berbagai cara dilakukan sebagai upaya dalam pengendalian jumlah penduduk dengan menerapkan program Keluarga Berencana (KB). Salah satu target indikator keberhasilan Sustainability Development Goals (SDG’s) pada Tahun 2030, yaitu menjamin akses secara menyeluruh (universal access) untuk pelayanan kesehatan seksual, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (Widiastuti & Arini, 2021). Program keluarga berencana untuk mengatur jarak kelahiran, usia ideal melahirkan, mengatur waktu kehamilan dengan upaya promosi guna mewujudkan keluarga yang idel dan berkualitas. Program KB di Indonesia sudah dicanangkan sejak tahun 1970, telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan. Salah satu indikator keberhasilan dari program keluarga berencana diIndonesia adalah ditunjukkan dengan meningkatnya angka kesertaan berKB atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR), yang dapat dilihat dari angka kesertaan ber KB dengan cara modern yaitu kontrasepsi implant, metode operasi wanita,metode operasi pria, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), suntikan, pil dan kondom (Widiastuti & Arini, 2021). Asuhan kebidanan Keluarga Berencana ini mempunyai kaitan terhadap berbagai pengertian tentang jenis dari metode KB yang baik kontrasepsi kalender atau pantang berkala, kondom, KB hormonal dan KB non hormonal. Setiap metode kontrasepsi memiliki tingkatan kemampuan efektivitas yang beda satu dengan lainnya. Namun daripada itu, manfaat dan kerugian serta keterbatasan setiap cara kontrasepsi juga berbeda. Keistimewaan sendiri juga dipunyai masing-masing metode KB ini yang

dengan perkiraan jumlah kehamilan yang akan terjadi tanpa penggunaan (Suparman, 2021).

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa definisi kontrasepsi darurat?
  2. Apa manfaat pemakaian kontrasepsi darurat?
  3. Apa indikasi pemakaian kontrasepsi darurat?
  4. Apa saja jenis kontrasepsi darurat?
  5. Apa efek samping pemakaian kontrasepsi darurat?
  6. Bagaimana tingkat keamanan pemakaian kontrasepsi darurat?
  7. Bagaimana angka keberhasilan pemakaian kontrasepsi darurat?
  8. Apa kontraindikasi pemakaian kontrasepsi darurat?

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai kontrasepsi darurat. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui definisi kontrasepsi darurat b. Untuk mengetahui manfaat pemakaian kontrasepsi darurat c. Untuk mengetahui indikasi pemakaian kontrasepsi darurat d. Untuk mengetahui jenis kontrasepsi darurat e. Untuk mengetahui efek samping pemakaian kontrasepsi darurat f. Untuk mengetahui tingkat keamanan pemakaian kontrasepsi darurat g. Untuk mengetahui angka keberhasilan pemakaian kontrasepsi darurat

h. Untuk mengetahui kontraindikasi pemakaian kontrasepsi darurat

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan ilmu keluarga berencana yang telah dipelajari di kampus khususnya tentang kontrasepsi darurat serta menambah kemampuan mahasiswa dalam menulis makalah yang baik. 2. Bagi Institusi Pendidikan Makalah ini dapat digunakan sebagai kontribusi dalam menanamkan minat, motivasi dan sikap dari mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar bagi mahasiswa.

B. Manfaat Kontrasepsi Darurat berikut beberapa manfaat kontrasespsi darurat (Yulizawati et al., 2019) :

  1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
  2. Mendukung hak perempuan untuk mengatur reproduksinya sendiri
  3. Mendukung kesehatan reproduksi perempuan memberi waktu pemulihan yang sempurna bagi organ reproduksi, frekuensi kehamilan dapat diatur sesuai kondisi kesehatan fisik dan psikososial, risiko aborsi dapat di hindarkan
  4. Bukan sebagai pil penggugur kandungan
  5. Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga tidak mempengaruhi kesuburan dan siklus haid yang akan dating
  6. Efek samping ringan dan berlangsung singkat
  7. Tidak ada pengaruh buruk di kemudian hari pada organ sistem reproduksi dan organ tubuh lainnya.

C. Indikasi Pemakaian Kontrasepsi Darurat Kontrasepsi darurat digunakan apabila mengalami beberapa indikasi sebagai berikut (Matahari et al., 2018) :

  1. Wanita korban perkosaan kurang dari 72 jam
  2. Tidak menggunakan kontrasepsi, baik karena alasan medis maupun belum bersedia, tetapi ingin mencegah kehamilan.
  3. Wanita yang tidak sedang memakai kontrasepsi apapun, karena tugas suaminya yang sering bepergian dalam jangka waktu lama
  4. Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten: a. Kondom bocor, lepas atau salah digunakan b. Diafragma pecah, robek, atau diangkat terlalu cepat c. Senggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genitalia eksternal d. Salah hitung masa subur e. AKDR ekspulsi (terlepas) f. Lupa minum pil KB lebih dari 2 hari berturut-turut

g. Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB 1 bulan. h. Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB 3 bulan.

Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari pertama, namun lebih efektif bila dikonsumsi sesegera mungkin. Kontrasepsi darurat sangat efektif, dengan tingkat kehamilan (Matahari et al., 2018)

D. Jenis Kontrasepsi Darurat Ada 2 macam Kontrasepsi darurat yaitu:

  1. Mekanik Satu-satunya Kondar mekanik adalah IUD yang mengandung tembaga (misalnya: CuT 380A). Jika dipasang dalam waktu “kurang dari 7 hari” setelah senggama, cara ini mampu mencegah kehamilan selanjutnya dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan hingga 10 tahun lamanya, atau sesuai waktu yang dikehendakinya. Hanya saja harganya lebih mahal dan sebaiknya dipasang oleh ahlinya (dokter umum, atau dokter spesialis kebidanan atau bidan). a. Cara kerja: - Mencegah fertilisasi (pertemuan sel sperma dan sel telur) - Mencegah tertanamnya hasil pembuahan pada endometrium (selaput dinding rahim). Kegagalan: < 0,1% b. Kontra indikasi: - Hamil atau diduga hamil - Infeksi Menular Seksual (IMS) c. Cara pemberian: 1 kali pemasangan dalam waktu <7 hari pasca senggama
  2. Medik Paling sedikit ada 5 cara pemberian Kondar yang telah diteliti secara luas. Masing-masing bersifat hormonal dan saat ini diterapkan

Table 2 Jenis Pil Kontrasespsi Darurat

Contraceptive evidence pada tahun 2020 mengemukakan beberapa bukti dan pengalaman dari pil kontrasepsi daruruat, yang dapat disimpulkan sebagai berikut (Foreman et al., 2020) :

  • Penggunaan pil kontrasepsi darurat tidak sama dengan aborsi karena, pil kondar mencegah atau menunda ovulasi dan menghambat pengangkutan sel telur atau sperma, sehingga dapat mengganggu pembuahan sel telur. Tidak ada bukti bahwa PKD progestin dan estrogen, PKD yang hanya mengandung progestin, atau PKD ulipristal asetat akan mencegah atau mengganggu implantasi sel telur yang telah dibuahi. Seorang wanita hamil, pil kontrasepsi darurat tidak akan menyebabkan aborsi atau memengaruhi embrio yang sedang berkembang, tidak seperti pil yang digunakan untuk aborsi medis, yang dirancang untuk menghentikan kehamilan. PKD terdiri dari kombinasi progestin dan estrogen, progestin saja, ulipristal asetat, atau mifepristone dosis kecil, sementara pil aborsi mengandung mifepristone dosis lebih besar yang dikombinasikan dengan obat yang disebut misoprostol. PKD bekerja setelah hubungan seks tanpa kondom tetapi sebelum kehamilan, sementara pil kontrasepsi aborsi bekerja setelah kehamilan dimulai (setelah sel telur yang telah dibuahi tertanam di dalam rahim).
  • PKD yang hanya mengandung progestin secara signifikan efektif hingga lima hari setelah melakukan hubungan seksual tanpa pelindung dan jika digunakan secara benar, Rejimen pil kontrasepsi darurat mengurangi kemungkinan kehamilan pada wanita bila digunakan dengan benar, pil kontrasepsi darurat progestin saja secara signifikan lebih efektif daripada pil kontrasepsi darurat yang lebih tua. PKD yang mengandung mifepristone atau ulipristal asetat setidaknya sama efektifnya dengan PKD yang hanya mengandung progestin dan berpotensi lebih efektif. Kebanyakan perkiraan kemanjuran untuk PKD yang hanya mengandung

meminum pil kontrasepsi darurat Wanita yang telah menggunakan pil kontrasepsi darurat ulipristal asetat dapat memulai kembali metode hormonal apa pun pada hari keenam setelah meminum PKD. Metode non hormon dapat segera dimulai jika dia tidak hamil. E. Efek Samping Pemakaian Kontrasepsi Darurat efek samping kontrasepsi darurat (Alat Kontrasepsi dalam Rahim) adalah timbunyarasa tidak enak diperut, perdarahan pervagina atau spoting, dan infeksi. Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk perdarahan yang banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim. Sedangkan efek samping kontrasepsi darurat (Pil Khusus Pencegah Kehamilan) ialah mual, penanganannya ialah pil diminum bersama dengan makanan atau pada saat akan tidur dapat mengurangi mual, muntah, penanganannya ialah jika pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil pasien harus minum pil lagi. Tetapi pasien tidak boleh minum pil lebih dari dosis yang dianjurkan, karena kelebihan dosisi ini tidak akan membuat metode ini lebih efektif malah bisa meningkatkan rasa mual. Pada kasus muntah berat, pengulangan pemberian dosis mungkin dapat diberikan lewat vagina. Perdarahan pervagina yang tidak teratur, efek samping lain dari PKPK (Pil Khusus Pencegah Kehamilan) ialah payudara terasa tegang, sakit kepala, pusing, dan lemah. Umumnya efek samping ini tidak berlangsung sampai 24 jam (Tisnilawati, 2018)

F. Tingkat Keamanan Pemakaian Kontrasepsi Darurat Saat ini belum ada penelitian yang membuktikan terjadinya thrombosis seperti stroke atau emboli paru pada pemakaian kontrasepsi darurat. Tetapi sebaliknya, tidak juga ada penelitian yang membuktikan keamanannya 100%. Hanya saja, selama ini belum pernah ada kasus yang dilaporkan setelah pemakaian kontrasepsi darurat, jadi pilihan ini termasuk aman. Efek samping yang timbul pada pemakaian kontrasepsi darurat jenis pil hormonal

adalah mual dan muntah. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian anti mual dan anti muntah sebelum meminum pil atau memilih pil yang hanya mengandung progesterone saja. Efek samping lainnya adalah bercak-bercak darah (spotting atau haid yang datang seminggu lebih cepat atau seminggu lebih lambat ada bulan berikutnya (Yulizawati et al., 2019).

G. Angka Keberhasilan Pemakaian Kontrasepsi Darurat Bila tidak mendapatkan haid pada bulan berikutnya setelah pemakaian kontrasepsi darurat, sebaiknya anda curiga terjadi kehamilan dan segera ke dokter untuk membuktikannya. Walaupun angka keberhasilan kontrasepsi darurat dalam mencegah kehamilan tinggi, sangatlah tidak dianjurkan untuk memakai kontrasepsi ini jangka waktu yang lama. Bila anda menginginkan hubungan seksual yang aman, maka pilihan terbaik adalah penggunaan metode kontrasepsi lainnya yang sudah tersedia saat ini (Yulizawati et al., 2019).

H. Kontraindikasi Pemakaian Kontrasepsi Darurat Tidak terdapat kontraindikasi absolut untuk penggunaan kontrasepsi darurat kecuali kehamilan yang diketahui, dan hal ini hanya karena tidak efektif. Hasil penelitian telah meyakinkan bahwa obat obat ini tidak bersifat teratogenik. Sebuah studi tentang hasil kehamilan setelah kegagalan kontrasepsi darurat LNG tidak menemukan risiko terkait malformasi atau hasil kehamilan yang merugikan lainnya pada kehamilan yang terpapar dengan kontrasepsi darurat. Studi terhadap kehamilan di mana janin telah terpapar kontrasepsi oral tidak menunjukkan bukti teratogenesitas; oleh karena itu paparan bukan merupakan indikasi untuk penghentian kehamilan ektopik (Suparman, 2021). World Health Organization (WHO) tidak mendapatkan kontraindikasi untuk penggunaan kontrasepsi darurat hormonal atau AKDR pada wanita menyusui, dan tidak ada kontraindikasi medis yang diketahui untuk penggunaan kontrasepsi darurat hormonal, kecuali alergi terhadap salah satu

alat harus segera dilepas saat diagnosis kehamilan telah ditegakkan, hal ini penting untuk menyingkirkan kehamilan ektopik (Suparman, 2021)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan yang dijabarkan diatas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah senggama tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya.
  2. Kontrasepsi darurat digunakan apabila mengalami beberapa indikasi seperti: Wanita korban perkosaan kurang dari 72 jam; Tidak menggunakan kontrasepsi, baik karena alasan medis maupun belum bersedia, tetapi ingin mencegah kehamilan; Wanita yang tidak sedang memakai kontrasepsi apapun, karena tugas suaminya yang sering bepergian dalam jangka waktu lama; Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten.
  3. Jenis- jenis kontrasepsi darurat yaitu: Kondar mekanik seperti IUD yang mengandung tembaga (misalnya: CuT 380A); Kondar medik seperti Pil KB Kombinasi (mis: Microgynon), Pil Progestin (mis: Postinor-2), Pil Estrogen (mis: Premarin), Mifepristone (mis: RU-486), Danazol (mis: Danocrine). B. Saran
    1. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa kesehatan memahami tentang kontrasepsi darurat serta rajin mencari ilmu dan referensi materi pembelajaran di sumber terbaru yang lebih update.
    2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan instistusi pendidikan bisa menerapkan pembelajaran yang interaktif terhadap mahasiswa, sehingga mereka mampu mengkritisi

11

Was this document helpful?

KLP.3 Makalah KB pakai dapus

Course: Komunikasi Kesehatan

3 Documents
Students shared 3 documents in this course
Was this document helpful?
MAKALAH KELUARGA BERENCANA
“KONTRASEPSI DARURAT”
Disusun oleh:
Kelompok 3
Risna Sari Situmorang/ 2220332009
Intan Silvia Nesva/ 2220332010
Mimi Rahmawati/ 2220332011
Rita Gusmaladewi/ 2220332012
Dosen Pengampu:
dr. Desmiwarti, SpOG (K)
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2023