- Information
- AI Chat
Was this document helpful?
Resume perkara 1123 Perkara No 10
Course: Hukum Acara Pidana (HKU 1235)
29 Documents
Students shared 29 documents in this course
University: Universitas Gadjah Mada
Was this document helpful?
RINGKASAN PERMOHONAN
Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014
Kewajiban Pengolahan dan Pemurnian
Hasil Penambangan Di Dalam Negeri
I. PEMOHON
1. Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo), yang diwakili oleh
Poltak Sitanggang, sebagai Pemohon I;
2. PT. Harapan Utama Andalan dan PT. Pelayaran Eka Ivanajasa, yang
diwakili oleh Tjipta Lesmana Suwarto selaku Direktur Utama, sebagai
Pemohon II;
3. Koperasi TKBM Kendawangan Mandiri, diwakili oleh Silianto Harun
selaku Pengurus, sebagai Pemohon III;
4. PT. Lanang Bersatu, diwakili oleh Samsarosa selaku Direktur Utama,
sebagai Pemohon IV;
5. PT. Tanjung Air Berani, diwakili oleh Masiun Simon Waldheim Manik
selaku Direktur Utama, sebagai Pemohon V;
6. PT. Labai Teknik Metal, diwakili oleh Shony Febrimas selaku Direktur
Utama, sebagai Pemohon VI;
7. PT. Pundu Bhakti Khatulistiwa, diwakili oleh The Kie Hok selaku direktur
Utama, sebagai Pemohon VII;
8. PT. Lobunta Kencana Raya, diwakili oleh Dipar Tobing selaku Direktur
Utama, sebagai Pemohon VIII;
9. PT. Patriot Cinta Nusantara, diwakili oleh Chandra Silitonga selaku
Direktur Utama, sebagai Pemohon IX.
KUASA HUKUM
Refly Harun, S.H., M.H., LL.M., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 9
Januari 2014.
II. OBJEK PERMOHONAN
Pengujian Materil Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara terhadap UUD 1945.
III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Para Pemohon menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan
Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:
1. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”.