Skip to document

Tahap Pra Operasional Menurut Teori Jean Piaget

Rangkuman materi tentang tahap pra operasional berdasarkan teori Jean Piaget.
Course

Psychology (Gana,2020)

141 Documents
Students shared 141 documents in this course
Academic year: 2018/2019
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Universitas Islam Indonesia

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

TAHAP PRA OPERASIONAL MENURUT TEORI PIAGET

A. Latar Belakang Jean Piaget merupakan salah satu tokoh psikologi penting di abad ke-20. Ia memperkenalkan sejumlah ide dan konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan-perubahan dalam pemikiran logis yang diamatinya pada anak-anak dan orang dewasa. Perkembangan kognitif dimulai dari proses-proses berpikir secara konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis. Piaget meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki ketertarikan terhadap dunia dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami dunia tersebut. Sebagai seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang tingkat perkembangan kemampuan kognitif manusia, Piaget mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas empat tahapan dimulai dari lahir hingga dewasa. Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak sama untuk setiap orang. Menurut Piaget, anak memerlukan operations (operasi), yaitu tindakan yang dilakukan secara mental dan bukan secara fisik. Pada tahap preoperational (praoperasional) lebih ditekankan kepada penguasaan anak terhadap suatu hal tetapi belum sampai pada memahami operasi mental. Piaget berpendapat bahwa tipe berpikir pertama yang terpisah dari tindakan melibatkan pembuatan skema menjadi simbolik. Di mana kemampuan dalam membentuk dan menggunakan simbol menjadi pencapaian yang penting dan akan mendekatkan anak pada penguasaan operasi mental di tahap berikutnya. Selama anak berada pada tahap pra-operasional, mereka hanya mampu memikirkan objek yang bentuknya simbolik, namun masih terbatas karena mereka menggunakan pola berpikir satu arah atau one way logic (logika satu arah). Materi mengenai tahapan pra-operasional perlu untuk dibahas karena Piaget memandang pada tahap perkembangan ini anak-anak mengalami kesulitan untuk membebaskan diri dari persepsi terdekatnya tentang bagaimana dunia ini tampak sehingga dapat memahami bagaimana pola pikir anak pada usia tersebut. Selain itu dengan membahas materi ini akan meningkatkan pemahaman bahwa pada tahap ini, anak- anak mempunyai skema yang lebih umum dan kurang terkait dengan tindakan tertentu.

B. Teori  Pengertian Kognitif Teori piaget ini berfokus pada psikologi kognitif. Sebelum mengetahui teori piaget maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu kognitif dan psikologi kognitif. Kognitif berasal dari kata cognition yang artinya aktivitas mental. Aktivitas mental tersebut antar lain mengambil atau mendapatkan informasi (acquisition), penyimpanan informasi (storage), transformasi, dan penggunaan informasi (use of knowledge). Psikologi kognitif berkaitan dengan bagaimana kita mendapatkan informasi dari dunia, bagaimana informasi tersebut diwakili dan ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana disimpan dan bagaimana pengetahuan yang digunakan untuk mengarahkan perhatian kita dan perilaku (Solso, 2007). Psikologi kognitif merupakan kajian tentang proses mental, seperti memori, persepsi, bahasa, pembelajaran, pemecahan masalah dan lain-lain (Fatimah, 2015). Psikologi kognitif merupakan suatu pendekatan teori yg menekankan peran struktur & proses mental. Kognitif merupakan salah satu wilayah dalam pendidikan yang pada umumnya membicarakan tentang intelektual. Intelektual memiliki beberapa tahapan yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Psikologi kognitif mengkaji penentuan keputusan, atensi, persepsi, bahasa, pembentukan pengetahuan, dan pemecahan masalah. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu, kognitif berbeda dengan teori behavioristik. Teori behavioristik lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Dalam dunia pendidikan kita dapat mengenalnya yaitu pada guru dan murid. Psikologi kognitif membahas persepsi terhadap informasi yang telah masuk, membahas pemahaman terhadap informasi yang masuk, juga menentukan jawaban dari hal tersebut. Psikologi kognitif merupakan ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia juga dapat pula menjawab. Psikologi kognitif dapat doartikan pula sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental. Sesungguhnya, psikologi kognitif meliputi segala hal yang dilakukan oleh setiap manusia. Psikologi kognitif ini penting dibahas karena pertama kognitif berperan banyak dalam studi psikologi manusia. Setiap pikiran yang ada dalam otak kita merupakan kognitif oleh karena itu psikologi kognitif sangat berperan dalam hal ini. Punya pengaruh luas

Lalu, abad ke-21 terdapat Noam Chomsky yang menolak pendekatan behavioristik. Menurutnya, proses mental melibatkan bahasa atau biasa disebut dengan psikolinguistik. Struktur bahasa terlalu kompleks untuk dijelaskan dengan terminologi behaviorisme tambahnya. Setiap manusia punya kemampuan bawaan untuk menguasai bahasa bertentangan dengan prinsip behaviorisme. Pada abad ini pula teori Piaget muncul.

 Teori Piaget Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor. Sensimotor tersebut akan memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Tetapi, menurut Piaget ini adalah proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan. Hal tersbut akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya. Piaget berpendapat bahwa ada hubungan fungsional antara tindakan fisik dan tindakan mental dan perkembangan berfikir logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada perkembangan operasi dan operasi selanjutnya menuju pada perkembangan struktur. Terdapat 4 tahapan dalam teori kognitif Piaget, yaitu tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun), tahap pra-operasional (umur 2 - 7 tahun), tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun), dan tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Pada pembahasan kali ini akan difokuskan pada tahap pra- operasional. Tahapan ini terjadi ketika anak berusia 2-7 tahun. Pada tahapan pra- operasional, anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada tingkat ini bersifat sistematis, tidak konsisten juga tidak logis.

Ciri-ciri anak pada tahap pra-operasional yaitu pertama transductive reasoning. Dalam hal ini, diartikan bahwa anak belum bisa berpikir logis. Kedua, animisme yaitu mengganggap semua benda hidup seperti dirinya. Ketiga, perceptually bound yaitu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat atau apa yang mereka dengar. Keempat, egosentrisme yaitu anak kesulitan untuk melihat sudut pandang orang lain. Contohnya, ketika anak diberi 6 gelas dengan 8 telur diletakkan berdempetan. Maka, anak akan berpikir bahwa jumlah gelas dengan jumlah telur sama. Lalu, sang anak diminta untuk memasukkan telur kedalam gelas. Anak tersebut akan terkejut karena terdapat sisa telur padahal mereka berpikir jumlah telur dengan adalah sama.

C. Kesimpulan Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor. Sensimotor terseut akan memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Terdapat 4 tahapan dalam teori kognitif piaget yaitu tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun), tahap preoperasional (umur 2 - 7 tahun), tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun), dan tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Jadi, Teori pra-operasional merupakan tahapan kedua dari tahapan kognitif teori Piaget. Tahapan ini terjadi ketika anak berusia 2-7 tahun. Pada tahapan pra- operasional, anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berfikir anak pada tingkat ini bersifat sistematis, tidak konsisten juga tidak logis. Ciri-ciri anak pada tahap pra-operasional, yaitu pertama transductive reasoning. Dalam hal ini diartikan bahwa anak belum bisa berpikir logis. Kedua, animisme yaitu mengganggap semua benda hidup seperti dirinya. Ketiga, perceptually bound yaitu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat atau apa yang mereka dengar. Keempat, egosentrisme yaitu anak kesulitan untuk melihat sudut pandang orang lain. Contoh lain, yaitu ketika anak diberi delapan koin diletakkan lalu di meja. Koin tersebut diletakkan empat-empat dengan posisi berhadapan. Namun, koin berjumlah empat di bawah diletakkan dengan jarak yang berjauhan. Dari situ anak akan berfikir bahwa jumlah koin yang jaraknya berjauhan lebih banyak dibandingkan jumlah koin yang

Was this document helpful?

Tahap Pra Operasional Menurut Teori Jean Piaget

Course: Psychology (Gana,2020)

141 Documents
Students shared 141 documents in this course
Was this document helpful?
TAHAP PRA OPERASIONAL MENURUT TEORI PIAGET
A. Latar Belakang
Jean Piaget merupakan salah satu tokoh psikologi penting di abad ke-20. Ia
memperkenalkan sejumlah ide dan konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
perubahan-perubahan dalam pemikiran logis yang diamatinya pada anak-anak dan orang
dewasa. Perkembangan kognitif dimulai dari proses-proses berpikir secara konkrit sampai
dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis.
Piaget meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki ketertarikan terhadap dunia
dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami dunia
tersebut. Sebagai seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang tingkat
perkembangan kemampuan kognitif manusia, Piaget mengemukakan dalam teorinya
bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas empat tahapan dimulai dari lahir hingga
dewasa. Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai
memasuki tahap tertentu tidak sama untuk setiap orang.
Menurut Piaget, anak memerlukan operations (operasi), yaitu tindakan yang
dilakukan secara mental dan bukan secara fisik. Pada tahap preoperational
(praoperasional) lebih ditekankan kepada penguasaan anak terhadap suatu hal tetapi
belum sampai pada memahami operasi mental. Piaget berpendapat bahwa tipe berpikir
pertama yang terpisah dari tindakan melibatkan pembuatan skema menjadi simbolik. Di
mana kemampuan dalam membentuk dan menggunakan simbol menjadi pencapaian yang
penting dan akan mendekatkan anak pada penguasaan operasi mental di tahap berikutnya.
Selama anak berada pada tahap pra-operasional, mereka hanya mampu memikirkan objek
yang bentuknya simbolik, namun masih terbatas karena mereka menggunakan pola
berpikir satu arah atau one way logic (logika satu arah).
Materi mengenai tahapan pra-operasional perlu untuk dibahas karena Piaget
memandang pada tahap perkembangan ini anak-anak mengalami kesulitan untuk
membebaskan diri dari persepsi terdekatnya tentang bagaimana dunia ini tampak
sehingga dapat memahami bagaimana pola pikir anak pada usia tersebut. Selain itu
dengan membahas materi ini akan meningkatkan pemahaman bahwa pada tahap ini, anak-
anak mempunyai skema yang lebih umum dan kurang terkait dengan tindakan tertentu.