Skip to document
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.

TES Sikap Kerja

Penjelasan mengenai apa itu tes sikap kerja dan apa saja macam-macamte...
Course

Psychology (Gana,2020)

141 Documents
Students shared 141 documents in this course
Academic year: 2019/2020
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Universitas Islam Indonesia

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

TES SIKAP KERJA DALAM PSIKOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan studi sosial dan saran psikologis juga berkembang sehingga dunia organisasi mengalami banyak perubahan dengan menciptakan berbagai jenis organisasi di Indonesia. Keadaan ini membuat organisasi memiliki tuntutan untuk dapat meningkatkan keunggulan agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal. Manusia merupakan sumber daya yang beperan penting dalam organisasi untuk mendukung kemajuan suatu organisasi. Hal ini dibuktikan oleh pernyataan dari Bernard Poduska yang merupakan seorang pakar psikologi organisasi bahwa sumber daya manusia yang bernilai lebih dapat bermanfaat bagi organisasi. Peran penting manusia dalam organisasi menuntut penampilan kerja yang prima. Penampilan kerja yang prima salah satunya dapat ditinjau dari sikap kerja (Tjahjono, 1996). Sikap kerja mencerminakan tingkat kepuasan, keterlibatan dan komitmen kerja. Manifestasi dari sikap kerja individu dapat bersifat positif dan negatif. Hal in sesuai dengan pernyataan Thurstone (dalam Azwar, 2000) bahwa sikap merupakan derajat positif atau negatif terhadap suatu objek psikologis. Sikap tersebut perlu diperhatikan dan dikelola oleh pihak instansi. Apabila terdapat indikasi munculnya sikap positif maka kebijakan yang sudah diterapkan perlu dipertahankan, sedangkan apabila terdapat indikasi munculnya sikap kerja yang negatif maka objek sikap kerja tersebut perlu dievaluasi. Indikator tersebut menunjukkan bahwa sikap kerja individu sangat bermanfaat bagi suatu organisasi sebagai sarana untuk mengevaluasi kebijakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, sikap kerja juga dapat menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Sikap kerja yang perlu diperhatikan meliputi sistematika kerja atau perencanaan, inisiatif, kecepatan kerja, ketelitian kerja, konsistensi kerja, kemampuan kerja dalam kondisi stress dan daya konsentrasi. Oleh karena itu dibutuhkan alat psikologi yang tepat untuk dapat mengungkapkan sikap kerja individu. Alat tes psikologi untuk mengungkapkan sikap kerja bermacam- macam, namun dalam penulisan makalah ini akan dibahas 5 macam tes sikap kerja

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Sikap Kerja Tes sikap merupakan salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.

B. Tes Kraepelin 1. Tujuan Tes ini digunakan untuk semua kepentingan yang memerlukan pengukuran terhadap aspek kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja, dan ketahanan kerja. Biasanya sangat sering digunakan untuk kepentingan seleksi, promosi, dan mutasi dalam bidang kerja dan jabatan. 2. Deskripsi Tes Kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater Jerman bernama Emile Kraepelin pada tahun 1856 – 1926. Alat tes ini terlahir karena adanya dasar pemikiran dari faktor-faktor yang khas pada sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Tes Kraepelin ini digunakan sebagai dasar psikologis untuk mengkalsifikasikan kekacauan psikiatrik. Emile Kraepelin berusaha memperluas penggunaan untuk menyusun tipologi kepribadian manusia antara yang normal dan abnormal. Pada mulanya merupakan tes kepribadian. Namun dalam pekembangannya telah berubah menjadi tes bakat yang mengukur “maximum performance“ seseorang. Oleh karena itu, tekanan skoring dan interpretasinya didasarkan pada hasil-hasil tes seceara objektif bukan proyektif. Alat tes ini akan mengungkap beberapa faktor bakat, diantaranya kecepatan, ketelitian, keajegan, dan ketahanan kerja di dalam tekanan. 3. Aspek yang diukur

Tes Kraepelin merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam bekerja. Adapun aspek-aspek yang diukur adalah:  Aspek Keuletan (Daya Tahan) Tes ini akan menguji seberapa ulet seseorang dalam menyelesaikan masalah yang rumit dengan waktu yang terbatas dan bagaimana tingkat kestabilannya.  Aspek Kemauan (Kehendak Individu) Tes ini akan mengukur kemauan dan motivasi seseorang saat mengerjakan hal-hal yang sulit, yang biasanya khusus untuk tes ini diilustrasikan dalam bentuk angka-angka dan pola perhitungan bilangan, baik operasi bilangan dasar, middle, dan advanced.  Aspek Emosi Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri pada saat sedang ditekan dengan pekerjaan pada fase yang cukup pelik.  Aspek Penyesuaian Diri Tes ini digunakan untuk mengukur kecepatan seseorang dalam menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan sesuatu yang mungkin benar-benar baru.  Aspek Stabilitas Diri Dalam tes Kraepelin terdiri dari beberapa tingkatan, sehingga rangkaian dari tes ini dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana tingkat stabilitas seseorang.

  1. Validitas dan Reliabilitas

Perubahan karakteristik psikometri hasil tes Kraepelin sangat wajar terjadi ketika pengujian dilakukan sekitar 50 tahun setelah pengujian sebelumnya. Perubahan ini dapat terjadi dikarenakan waktu merupakan salah satu faktor yang dikemukakan Coaley (2010) dapat mempengaruhi validitas alat tes. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan eksternal seperti perkembangan teknologi kalkulator yang turut mempengaruhi kualitas tes Kraepelin.

menyelesaikan pekerjaan. Sebagai indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan, C.D.A. dapat menjadi vital dalam memilih pelamar dengan pendekatan yang percaya diri dan optimis yang akan ditampilkan dalam pekerjaan mereka[ CITATION Llo16 \l 1057 ]. 2. Deskripsi umum tentang alat tes

CDAT adalah tes yang terdiri dari pernyataan 40 macam sikap dan perilaku. Pernyataan-pernyataan ini berasal dari tinjauan luas literatur psikologis yang berfokus pada karakteristik kepribadian yang terkait dengan sikap kerja yang positif, selain itu manajer dan supervisor diminta untuk membuat daftar atribut sikap positif yang menurut mereka paling baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Peserta tes diminta untuk membaca setiap pernyataan dan memilih seberapa besar setuju atau tidak setujunya dengan masing-masing pernyataan[ CITATION Llo16 \l 1057 ]. 3. Aspek yang diukur

  • Sikap “Can-do” yang positif
  • Team player
  • Flexibility
  • Willingnes to listen
  • Resilience
  1. Validitas dan reabilitas
  • Validitas Telah dilakukan penelitian dalam menentukan validitas dan reliabilitas dari C.D.A. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Metodolodi Validasi Kongruen. Metode validasi ini sesuai dengan Uniform Guidelines on Employee Selection Procedures. Pada dasarnya, pendekatan ini mensyaratkan bahwa penilaian diberikan kepada karyawan yang ada dan, secara bersamaan, data kinerja dikumpulkan. Hubungan antara skor penilaian dan peringkat kinerja kemudian diperiksa untuk menentukan kemampuan penilaian untuk memprediksi kinerja. Jika penilaian valid, dan berkorelasi positif dengan kinerja, maka penilaian ini akan menerima penilaian kinerja yang tinggi, sementara mereka yang melakukan penilaian buruk akan menerima penilaian kinerja yang buruk

  • Reliabilitas Koefisien reliabilitas pada penilaian berkisar dari 0,80 hingga 0,89, hal ini menunjukkan bahwa penilaian merupakan instrumen yang sangat andal. Uji validitas pada C.D.A menunjukkan bahwa C.D.A. adalah penilaian yang valid dan dapat diandalkan dalam memprediksi sejauh mana pelamar / karyawan memiliki sikap kerja yang positif. Karyawan / pelamar yang mendapat nilai tinggi dalam penilaian lebih cenderung mengambil pekerjaan tambahan bila diperlukan[ CITATION Llo16 \l 1057 ]

D. Assesment Center 1. Tujuan Pengukuran a) Untuk mendapatkan indikasi terbaik kemampuan aktual atau potensi untuk melakukan tugas yang ditargetkan pada level atau tingkat tertentu. b) Untuk mengukur kemampuan mental, pengetahuan keahlian, bakat, minat, nilai, dan karakteristik kepribadian. 2. Deskripsi Assesment Center adalah sebuah prosedur atau kegiatan yang digunakan untuk mengevaluasi tenaga kerja guna pengembangan karier. Proses penilaian yang dilakukan dalam assesment center dilakukan dengan berbagai metode (multiple methods) sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih lengkap dan lebih akurat mengenai (kemampuan) dan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut. [ CITATION She04 \l 1033 ] menjelaskan bahswa Assesment Center adalah metode untuk mengukur kompetensi dalam menerapkan rencana pekerjaannya. Douglas W. Bray merupakan salah satu seorang yang merintis perkembangan "management assesment center" pada tahun 1956, sebagai riset dalam karier manajemen dengan nama "Management Progress Study". Risetnya dilakukan dalam perusahaan American Telephone and Telegraph (AT&T). Sebagai respon dalam risetnya, assesment center pertama sekali dilaksanakan dalam perusahaan Standard Oil di Ohio tahun 1962, kemudian diikuti oleh perusahaan lain dan oleh lebih dari 1 organisasi menjelang tahun 1973. 3. Aspek-aspek yang diukur a) Pengetahuan b) Sikap/attitude

Ditemukan perbedaan antara pria dan wanita, penduduk desa dan kota mengenai stabilitas emosi, daya tahan kerja secara significant. Juga pengaruh narkotika pada hasil kerja Pauli terhadap subjek yang ketergantungan narkotik. Lalu, ditemukan juga grafik Pauli yang pas pada anak keterbelakangan, labil emosi dan grafik mentalnya. Pauli dipengaruhi oleh sugesti, gangguan lingkungan atau situasi tes terutama pada saat tes.

F. DAM Test

Tes draw a person atau tes DAP adalah tes psikologi yang digunakan untuk mengetahui pengalaman kreatif individu, tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan, ketahanan kerja, kepribadian dengan cara meminta individu untuk menggambar orang. Gambar yang dibentuk oleh individu walaupun tidak persis sama tetapi memiliki kesamaan aspek yang menjadi ciri khas individu tersebut seperti ukuran, garis, letak, struktur bentuk tubuh yang biasanya tidak begitu bervariasi atau lebih stabil. Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam berbagai tujuan sehingga bersifat universal. Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas.

  1. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara apa yang digambar dengan kepribadian orang yang menggambar, ekspresi diri atau body images seseorang yang dibentuk pengalaman pribadi, menggambarkan kebutuhan tubuh dan konflik yang dialami, mengetahui emosionalitas, pshychosexual maturity, kecemasan, guilt, tingkat agresi individu, dan untuk menggambarkan bagaimana individu dalam linkungan kelompok sosialnya. Serta alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat

memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol. 2. Sejarah

Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan Draw-A- Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM test ini digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun. Pada tahun 1948, Buck mengembangkan House-Tree-Person (HTP) Test, gambar rumah dan pohon yang memiliki kedekatan dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk tes proyeksi. Tahun 1949, Machover mengembangkan Draw-A-Person (DAP) Test, sebagai teknik untuk mengukur kepribadian. Machover mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan obeservasi klinis dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat self-esteem, penempatan gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial seseorang. Selanjutnya tahun 1951, Hulse mengembangkan Draw-A-Family (DAF) Test, DAP secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer (1958), Headler (1985), Urban (1963), Koppitz (1968, 1984). Tahun 1963, Harris membuat revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru (anak bukan hanya diminta untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita, dan gambar dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih luas.

  1. Aspek-aspek yang diukur Seorang tokoh tes psikologi, Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person), diantaranya sebagai berikut:
  1. Gambar orang tersebut merupakan proyeksi dari self concept
  2. Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan
  3. Proyeks dari ideal self image-nya
  4. DAM sebagai suatu hasil pengamatan individu terhadap lingkungan

Ellington, A. (2003). A Meta-Analysis of the Effects of Calculators on Students’ Achievement and Attitude Levels in Precollege Mathematics Classes. Journal for Research in Mathematics Education, 34 (5), 433-

Llobet, J. M. (2016). ”Can-Do” Attitude Test: Administration’s Manual, ComplyRight. Retrieved from complyright/offers/Pages/TestingManuals/pdfs/T0032DL_CanDoA tttdMnl

McCauliff, E. ( 2004). The Calculator in the Elementary Classroom : Making a Useful Tool out of an Ineffective Crutch. Journal of Graduate Studies of Vilanova University, 27, 1-

Modul Perkuliahan Tes Minat dan Bakat. Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman. Diakses pada tanggal 27 November 2018 pukul 18 dari psikologi- unmul.ac.id/main/wp-content/uploads/2016/06/TES-Bakat

Osterlind, S. J. (2010). Modern Measurement: Theory, Principles, and Applications of Mental Appraisal (Second Edition). United States of America:Pearson Education, Inc.

Wijanto, S. H. (2008). Structural equation modeling dengan lisrel 8. Yogyakarta: Graha Ilmu

Machover, K. (1949). Persolality Projection in The Drawing oh The Human Figure (A Method of Personality Investigation). Illinos: Charles C Thomas.

Steven W. Hurt, Marvin Reznikoff, John F. Clarkin. Psychological Assessment, Psychiatric Diagnosis, And Treatment Planning. Routledge, 2013

Was this document helpful?
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.

TES Sikap Kerja

Course: Psychology (Gana,2020)

141 Documents
Students shared 141 documents in this course
Was this document helpful?

This is a preview

Do you want full access? Go Premium and unlock all 13 pages
  • Access to all documents

  • Get Unlimited Downloads

  • Improve your grades

Upload

Share your documents to unlock

Already Premium?
TES SIKAP KERJA DALAM PSIKOLOGI

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.