- Information
- AI Chat
Makalah moral dan penyimpanga prilaku
Sosiologi Pendidikan (PTE17049)
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Preview text
MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN
MORAL DAN PENYIMPANGAN PERILAKU
Disusun oleh: SUHENDRI JUANDA (170208006)
“DOSEN PEMBIMBING : Ir. Amna Emda, M.”
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...............................................................................................
Daftar isi .......................................................................................................
Bab I pendahuluan ........................................................................................
Bab II Pembahasan.........................................................................................
A. KONSEP DASAR MORAL..................................................................... B. PENYIMPANGAN PRILAKU ................................................. C. PELAJAR DAN PENYIMPANGAN PRILAKU ............................... D. SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN KARAKTER MORAL ANAK Bab III Penutup............................................................................................. A.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk hidup diahruskan untuk bisa mensosialisasikan diri dengan lingkungan. Kata sosial sendiri mempunyai arti sekumpulan individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama. Dalam artiannya seorang individu harus memiliki kemampuan sosial yang tinggi agar bisa hidup ditengah masyarakat.
Dalam memenuhi kemapuan sosial bagi seorang individu diuatlah suatu studi yang dikenal dengan Sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan ini adalah studi dalam mengenal bagaimana instutitusi publik dan pengalam individu mempengaruhi pendidikan dan hasilnya. Sosiologi pendidikan ini muncul karena terjadinya pengaruh kondisi sosial dalam masyarakat di eropa. Revolusi industry yang terjadi di masyarakat eropa dan juga terjadinya revolusi kesadaran masyarakat eropa ketika itu membuat melemahnya nilai-nilai dan norma-norma tradisional.
BAB II
individu yang religius pasti akan berbuat baik untuk orang lain atau mengutamakan kepentingan umat. 3. Comprehensive problen solving : yaitu sejumkah mana individu dapat mengatasi konflik dilematis antara pengaruh lingkungan sosial yang tidak sesuai dengan nilai atau aturan dengan integritas pribadinya terhadap nilai atau aturan tersebut. Dalam arti, individu mempunyai pemahaman terhadap tindakan orang lain (perpektif lain) yang menyimpang tetapi individu tersebut tetap mendasarkan keputusan/sikap/ tindakanya kepada nilai atau aturan yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. B. PENYIMPANGAN PRILAKU Prilaku penyimpangan adalah tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma, agama dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Para ahli berpendapat bahwa perilaku penyimpangan ini adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang sudah di tetapkan pada masyarakat.
Dalam prilaku menyimpang yang dikerjakan oleh individu memiliki sebab yaitu :
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pemabawan sejak lahir). Contoh seperti, dari kecil seseorang selalu berbuat kenakalan seperti mencuri sehingga terbawa sampai dia besar.
Fakor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu :
- Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Individu seperti ini tidak dapat memilah yang mana hal yang dianggap pantas dilakukan dan tidak untuk dilakukan.
- Proses belajar menyimpang. Individu seperti ini karna seringnya menglihat dan membaca hal-hal yang berkaitan dengan prilaku menyimpang.
- Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Dimana keadaan seperti ini dapat memicu prilaku menyimpang yang dimana jika individu tersebut ingin mencapai suatu tujuan tetapi tidak tercapai dan individu tersebut mencari segala peluang agar tujuannya tercapai.
- Ikatan sosial yang berlainan. Kejadian seperti ini terjadi akibat individu sering berhubungan dengan kelompok yang selalu berprilaku menyimpang.
- Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Kejadian seperti ini karena seringnya mengkihat hal-hal menyimpang di media massa.
Prilaku menyimpang ini dapat dikelompokan dalam tiga jenis :
Pada masa remaja berkembang “sosial cognition” yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, dan juga berkembang sikap conformity yaitu kecendrungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, atau keinginan orang lain.
Dalam kehidupan kita sekarang pengaruh globalisai sangat berdampak pada masyarakat sekarang terutama pada remaja sekarang yang mana mereka cenderung mengikuti perkembangan global yang mana pengaruh tersebut belum tentu dinilai baik bagi pemahaman mereka seperti contoh
- Lagu-lagu barat yang masuk ke Indonesia
- Banyaknya tanyangan dan lagu barat di televisi swasta
- Budaya belanja keluar negeri yang tidak puas berbelanja di dalam negeri. Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat megkhawatirlan. Para remaja bebas dapat bergaul antar sesama jenis. Perilaku seperti ini sudah sangat banyak ditemui pada masa sekarang akibat dari banyak prilaku menyimpang pada tanyangan televisi sekarang yang dimana dirasa sangat merugikan bagi generasi kedepan.
Penyahguanan narkoba juga menjadi dampak dari penyimpangan pergaulan belajar. Karen berdasarkan hasil penelitian Badan Nasional Narkoba (BNN) dan pusat kesehatan Universitas Indonesia (UI), selalu ada peningkatan pengguanan narkoba setiap tahunnya. Sementara itu, dari sejumlah penggunaan narkoba (berbagai jenis) pelajar berada pada urutan ke 4 penggunaan narkoba.
Menurut Sofyan (2011), semakin merosotnya moral para pelajar merupakan salah akibat dari pesatnya perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar.
Menurut imron (2012) perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal : krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.
Faktor eksternal : keluarga dan perceraian orangtua, teman sebaya yang kurang baik, dan komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Sedangkan menurut Kumpfer dan Alvarado (dalam Imron, 2012), Faktor faktor Penyebab kenakalan remaja antara lain :
Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilainilai moral dan sosial.
Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
matang, remaja perlu diberi kesempatan melakukan eksplorasi positif yang memungkinkan mereka mendapat pengalaman dan teman baru, dan sikap orang tua yang ramah dengan anaknya.
Masyarakat peran masyarakat sangat membantu dalam mengatasi problematika pergaulan pelajar yang terjadi saat ini salah satunya yaitu dengan mengadakan penyuluhan mengenai dampak yang akan ditimbulkan jika para pelajar terjerumus pada pergaulan yang menyimpang seperti menggunakan obat-obatan terlarang, minum-minuman keras sampai pada pergaulan bebas.
Sekolah Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu membentuk karakter anak karena dengan adanya sekolah maka pendidikan yang tidak dapat di rumah akan mereka dapatkan di dalam sekolah. Sekolah mempunyai fungsi sebagai pembina dan pendidikan moral. Sekolah hendaknya mengusahakan lapangan bagi tercapainya pertumbuhan pengembangan mental dan moral pesertadidik. Dengan demikian sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, di mana pertumbuhan mental, moral, dan sosial serta segala aspek kepribadiaan dapat berjalan dengan baik. Dalam sebuah sekolahan harus mempunyai metode dan strategi yang efektif dalam pelaksanaannya selain itu pendidikan agama hendaknya dilakukan secara intensif berkesinambungan, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Dibutuhkan strategi yang benar-benar bagus dalam mewujudkan pendidikan moral yang efektif dan aplikatif. Beberapa diantaranya adalah:
- Pendidikan dapat dilakukan dengan memantapkan pelaksanan pendidikan agama.
- Pendidikan agama harus dirubah dari metode pengajaran menjadi pendidikan agama agar dapat belaja sopan santun.
- Pendidikan moral harus dilaksanakan secara integraed, yaitu dengan melibatkan semua pihak yang bersangkutan baik keluarga, sekolahan, masyarakat agar kemrosotan moral dapat di minimalisir keberadaannya.
Makalah moral dan penyimpanga prilaku
Course: Sosiologi Pendidikan (PTE17049)
University: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades