- Information
- AI Chat
Laporan Praktikum Kimia Dasa Reaksi adisi
Kimia Dasar (BIO02003)
Preview text
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Reaksi adisi substitusi adalah penggantian suatu gugus atau atom dengan gugus atau atom lain. Pada reaksi substitusi atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom lain umumnya pada senyawa jenuh. Tetapi pada kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak jenuh. Reaksi adisi adalah penambahan masing-masing satu gugus kepada dua atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap sehingga menghilangkan ikatan atau rangkapnya. Pada reaksi adisi, molekul senyawa yang memiliki ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom. Sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal seperti reaksi antara heksana dan Iodin (I 2 ). Berdasarkan prinsip di atas, maka reaksi-reaksi hidrokarbon diatas banyak digunakan untuk kepentingan industri antara lain untuk memproduksi bahan-bahan kimia organik, seperti industri bahan pengawet makanan agar tidak mudah berbau tengik pada minyak cair. Contoh yaitu asetilena. Asetilena merupakan zat berupa gas, tidak berwarna, tidak berbau. Campuran gas-gas asetilena dan oksigen digunakan untuk memperoleh suhu tinggi yang diperlukan untuk memotong dan mengelas logam. Reaksi senyawa karbon pada umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Percobaan kali ini akan dibahas mengenai beberapa jenis reaksi senyawa karbon, yaitu reaksi substitusi dan reaksi adisi. Dalam percobaan akan diperlihatkan perubahan yang terlihat ketika suatu senyawa karbon akan direaksikan dengan senyawa lain. Seperti contohnya yaitu reaksi benzena dengan larutan KMnO 4 (Kalium Permanganat) akan terjadi reaksi substitusi, dimana benzena bersifat jenuh, atom atau gugus atomnya akan digantikan oleh atom atau gugus atom dari KMnO 4. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan agar dapat mengerti dan memahami reaksi adisi dan reaksi substitusi dan mengetahui perubahan reagen apabila reaksi dari masing- masing pereaksi terjadi. Percobaan ini juga dilakukan agar dapat mengetahui reaksi yang terjadi antara minyak goreng dengan pereaksi I 2 dan KMnO 4. Percobaan ini juga dilakukan agar mengetahui reaksi dan perubahan warna yang terjadi pada n-heksana ketika ditetesi dengan larutan I 2 , mengetahui reaksi dan perubahan warna yang terjadi pada heksena ketika ditetesi dengan larutan I 2 , dan mengetahui reaksi dan perubahan
warna yang terjadi pada benzena ketika ditetesi larutan I 2 dan larutan KMnO 4. Sehingga dapat mengaplikasikannya dengan benar di dalam kehidupan sehari-hari.
1 Tujuan Percobaan Mengetahui reaksi dan perubahan warna yang terjadi pada larutan n-heksana ketika ditetesi dengan larutan I 2 Mengetahui reaksi dan perubahan warna yang terjadi pada larutan heksena ketika ditetesi dengan larutan I 2 Mengetahui reaksi dan perubahan warna yang terjadi pada benzena ketika ditetesi larutan I 2 dan ketika ditetesi larutan KMnO 4
Sebaliknya bila adisi dari sisi yang saama maka adisinya adalah cis-trans (Siswoyo, 2009). Adisi halogen pada ikatan rangkap, molekul H-X terpolarisasi dan melepas X-. Kombinasi proton dan elektron n menghasilkan kompleks n yang mempolarisasikan elektron n pada ikatan rangkap, kemudian akan menghasilkan dan adisi halogen menyempurnakan reaksi adisi. Jika ikatan rangkapnya tidak simetris, maka adisi HX atau HOX secara teoritis menghasilkan produk. Reaksi ini berlangsung sesuai dengan hukum Markovnikov (Siswoyo, 2009). Dalam banyak cara, dasar-dasar substitusi, eliminasi, dan adisi yang terjadi pada sistem aromatik, secara umum disebut sebagai bonkation, penggantian nuklofilik, dan juga eliminasi gugus fungsi, semuanya merupakan beberapa ciri reaksi substitusi aromatik. Pendekatan yang tepat untuk memmahami mekanisme reaksi adisi adalah dengan mengetahui ikatan-ikatan n pada cincin aromatik yang berperan sebagai basa lewis, dengan adanya asam lewis yang cocok akan dihasilkan intermediet kationik yang kemudian dapat bereaksi dengan nukleofil yang tepat. Tipe proses ini ditunjukkan pada reaksi benzena dengan spesi elektrofilik (X-). Pengikatan cincin aromatik akan membentuk ikatan C – X dan pusat sp 3. Kation ini mengalami stabilitas resonansi. Lepasnya proton bersamaan dengan pembentukan kembali senyawa aromatis berlangsung sangat cepat. Kation intermediet kadang-kadang dinyatakan sebagai ion benzenonium, namun lebih umum disebut intermediet Wheland, yang digambarkan sebagai kation yang terdelokalisasi (Sastrohamidjodjo, 2009). Senyawa organik yang hanya mengandung atom karbon dan juga atom hidrogen dikenal dengan nama hidrokarbon. Hidrokarbon dapat dibagi dalam tiga kelas : Hidrokarbon alifatik. Dalam hidrokarbon ini, atom-atom karbon berikatan satu dengan yang lain membentuk rantai dan merupakan seri homolog dari molekul CH 2. Senyawa jenis ini dapa tberupa senyawa alkana, alkena, dan juga alkuna. Hidrokarbon alisiklik. Dalam hidrokarbon ini atom-atom akan berikatan dengan membentuk cincin. Hidrokarbon aromatik. Senyawa lingkar dalam senyawa ini mempunyai struktur benzena, atau senyawa yang berhubungan dengan benzena (Siswoyo, 2009). Alkana adalah suatu hidrokarbon jenuh yang mempunyai jumlah atom hidrogen maksimum. Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2. Sikloalkana merupakan alkana berstruktur lingkar. Meskipun sikloalkana merupakan hidrokarbon jenuh, namun rumus
umumnya adalah CnH2n. Hal ini disebabkan sikloalkana kehilangan satu atom hidrogennya jika atom C – C membentuk cincin. Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua. Dua senyawa alkena yang paling sederhana adalah etena dan propena, merupakan bahan kimia yang penting dalam industri polimer. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna. Alkuna yang paling sederhana adalah etuna, yang banyak dipakai dalam industri sebagai bahan baku intermediet untuk membuat bahan kimia lain yang lebih bermanfaat dan sebagai bahan bakar dalam proses untuk pengelasan (Siswoyo, 2009). Dalam penamaan alkena terdapat beberapa aturan yaitu : Akhiran – ena digunakan untuk menunjukkan ikatan rangkap karbon-karbon. Bila terapat lebih dari satu ikatan rangkap, gunakan akhiran – diena, triena, dan seterusnya. Pilihlah rantai terpanjang yang mengandung baik karbon dengan ikatan angkap maupun ikatan rangkap tiga. Nomor rantai dan ujung yang terdekat dengan ikatan majemuk, sehingga tom karbon pada ikatan itu memperoleh nomor terkecil. Nyatakan posisi ikatan majemuk menggunakan atom karbon dengan nomor terendah dari ikatan tersebut. Jika terdapat lebih dari satu ikatan majemuk, nomori dari yang terdekat dengan ikatan majemuk (Keenan, 1986). Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain yang mempunyai sepasang elektron menyendiri dalam kulit terluarnya. Dihasilkan reaksi substitusi suatu reaksi dalam mana satu atom ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, ion, atau gugus lain. Contoh : HO- + CH 3 CH 2 – Br CH 3 CH 2 – OH + Br – Dalam reaksi substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi. Suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon, ion halida merupakan gugus pergi yang baik karena ion-ion ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat, bukan suatu gugus pergi yang baik. Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini, sebuah molekul kehilangan atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organik dari suatu reaksi eliminasi suatu alkil halida adalah suatu alkena. Dalam tipe reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida. Oleh karena itu, reaksi ini juga disebut
biasanya berenergi lebih tinggi daripada senyawa yang sepadan yang mengandung hanya ikatan sigma. Oleh karena itu, suatu reaksi adisi biasanya eksoterm. Hidrogen halida mengadisi ikatan P 1 alkena dan menghasilkan alkil halida jika sebuah alkena tak simetris (yakni gugus-gugus yang terikat pada kedua karbon sp 2 tidak sama), akan terdapat kemungkinan diperoleh dua produk yang berlawanan dari adisi HX. Dalam suatu adisi elektrofilik, yang dapat menghasilkan dua produk, biasanya satu produk lebih melimpah daripada produk yang lain. Pada tahun 1869, seorang ahli kimia Rusia, dalam adisi HX kepada alkena tak simetris, H+ dan HX menuju ke karbon berikatan rangkap yang lebih banyak memiliki hidrogen. Adis HBr kepada alkena kadang-kadang berjalan mematuhi aturan Markovnikov (Keenan, 1986). Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana dan senyawa yang telah seringkali dijumpai. Banyak senyawa benzena biasa mempunyai nama diri, yakni nama yang tidak perlu bersistem. Benzena bersubstitusi diberi nama dengan awalan oto, eta, dan para dan tidak dengan nomor-nomor parsial satu sama lain, dalam suatu cincin benzena. Meta menandai hubungan 1,2, dan para berarti hubungan 1,4. Penggunaan orto, meta, dan para sebagai ganti dari nomor-nomor posisi hanya dipertahankan khusus untuk benzena tersubstitusi (Keenan, 1986). Hidrokarbon dapat diklarifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih ikatan karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua dan yang mempunyai ikatan rangkap tiga dinamakan sebagai hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997). Alkana yang paling sederhana adalah metana. Semua alkana amempunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n ialah banyaknya atom karbon. Alkana dengan rantai karbon yang tidak bercabang disebut alkana normal. Setiap anggota deret ini berbeda dengan yang berada diatasnya dan yang berada dibawahnya, karena adanya gugus – CH 2 - disebut gugus metana. Sederet senyawa yang anggotanya dibangun dengan mengulangi cara yang beraturan sepeti ini dinamakan deret homolog (Homologous series). Anggota-anggota deret seperti ini memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa, yang berubah berangsur- angsur juga ditambahkan atom karbon pada rantai (Hart, 2003). Suatu metil halida ialah suatu struktur dalam nama satu hidrogen dari metana telah digantikan oleh sebuah halogen. Metil halida CH 3 F (fluorometana) CH 3 Cl (Klorometana). Karbon ujung sebuah alkil halida ialah atom karbon yang terikat pada halogen. Suatu alkil
halida primer (RCH 2 X) mempunyai suatu gugus alkil terikat pada karbon ujung. Contoh CH 3 – CH 2 BR (Hart, 2003). Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain yang mempunyai sepasang elektron menyendiri dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi substitusi suatu reaksi dalam mana suatu atom ion / gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, ion, atau gugus lain. Contoh : HO- + CH 3 – CH 2 Br CH 3 CH 2 – OH + Br – dalam reaksi substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat bergeser, dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida merupakan gugus pergi yang baik karena ion-ion ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat bukan gugus pergi yang baik (Fessenden, 1997). Alkana tidak larut dalam air. Ini karena molekul air bersifat polar, sedangkan alkana bersifat nonpolar ( semua ikatan C–C dan C–H nyaris kovalen yang murni). Ikatan O–H dalam molekul air terpolarisasi dengan kuat berkat tingginya elektromagnetifitas oksigen. Senyawa yang mengandung hanya karbon, hidrogen, dan suatu atom halogen dapat dibagi tiga kategori : alkil halida, aru halida ( dalam mana sebuah halogen terikat pada sebuah karbon dari suatu cincin aromatik) dan halida vinilik ( dalam mana halogen terikat pada karbon bermuatan tetap) (Hart, 2003).
Diamati 3.2 Uji Reaksi pada n-heksana Dimasukkan 20 tetes larutan n-heksana ke dalam tabung reaksi Ditambahkan dengan 5 tetes larutan I 2 Diamati 3.2 Uji Reaksi pada n-heksana Dimasukkan 20 tetes larutan heksena ke dalam tabung reaksi Ditambahkan dengan5 tetes larutan I 2 Diamati
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4 Data Pengamatan
No. Prosedur Hasil Pengamatan I. Uji Reaksi Pada Benzena
- Dimasukkan 20 tetes benzena ke dalam 2 tabung reaksi
- Larutan benzena bening
- Dimasukkan dengan 5 tetes laurtan I 2 pada tabung 1
- Larutan I 2 berwarna kecoklatan
- larutan I 2 berubahn menjadi coklat muda
- Ditambahkan dengan 5 tetes larutan KMnO 4 pada tabung 2
- Larutan KMnO 4 berwarna ungu
- Diamati - Larutan tetap menjadi ungu II. Uji Reaksi Pada Minyak Goreng
- Dimasukkan 20 tetes minyak goreng ke dalam 2 tabung reaksi
- Minyak goreng berwarna kuning
- Ditambahkan dengan 5 tetes larutan I 2 pada tabung 1
- Larutan I 2 berwarna kecoklatan
- Larutan berubah menjadi coklat kekuningan dan terdiri dari 2 fase
- Ditambahkan dengan 5 tetes larutan KMnO 4 pada tabung 2
- Larutan KMnO 4 berwarna ungu
- Diamati - Larutan berubah menjadi ungu kekuningan dan terdiri dari dua fase III. Uji Reaksi pada n-heksana
- Dimasukkan 20 tetes larutan n- heksana ke dalam tabung reaksi
- Larutan n-heksana berwarna bening
- Ditambahkan 5 tetes I 2 - Larutan I 2 kecoklatan
4.2.2 Minyak goreng + I 2
CH O C
O (CH 2 ) 7 C C (CH 2 ) 7 CH 3
H H
I I
CH 2
CH
CH 2
O
O
O
C
C
C
O
O
O
(CH 2 ) 7
(CH 2 ) 7
(CH 2 ) 7
CH
CH
CH
CH
CH
CH
(CH 2 ) 7
(CH 2 ) 7
(CH 2 ) 7
CH 3
CH 3
CH 3
- 3 I 2
CH 2 O C
O (CH 2 ) 7 C C (CH 2 ) 7 CH 3
H H
I I
CH 2 O C
O (CH 2 ) 7 C C (CH 2 ) 7 CH 3
H H
I I 4.2.2 Minyak goreng + KMnO 4
4.2 Uji Reaksi pada n-heksana
4.2.3 n-heksana + I 2 4.2 Uji Reaksi pada heksena 4.2.3 Heksena + I 2
4 Pembahasan
Reaksi adisi adalah reaksi penggabungan dua molekul atau lebih menjadi sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Biasanya satu molekul yang terlibat mempunyai ikatan rangkap. Contoh reaksi adisi antara etena dengan gas klorin membentuk 1,2 dikloroetena.
Reaksi adisi hanya terdapat pada molekul yang mempunyai ikatan rangkap, seperti
alkena dan alkuna. Molekul yang mempunyai ikatan rangkap karbon-hetero seperti gugus karbonik (C = O) atau imins (C = N) dapat melangsungkan reaksi adisi karena juga mempunyai ikatan rangkap. Ada 2 jenis adisi polar yaitu adisi nukleofilik dan adisi elektrofilik. Adisi nonpolar terbagi dua juga yaitu sikloadisi 3 adisi radikal bebas.
Reaksi substitusi adalah suatu reaksi penggantian gugus fungsional pada senyawa kimia tertentu dengan gugus fungsional yang lain. Dalam kimia organik, reaksi substitusi elektrofilik dan nukleofilik merupakan yang paling penting dan banyak digunakan. Reaksi substitusi organik dikategorikan menjadi beberapa tipe berdasarkan reagen. Contoh yang paling sederhana untuk reaksi substitusi adalah klorinasi metana.
H – C – H + Cl – Cl H – C – H + HCl
Reaksi substitusi dapat dibagi menjadi substitusi nukleofilik, susbstitusi elektrofilik, substitusi radikal, substitusi organilogam.
=
H
H
C C + Cl – Cl H C C H
H
H H
H
l l l
l l
l
H
H
l
l l
H
H
l l
H
H
dimasukkan 20 tetes benzena ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 5 tetes larutan I 2. Disini, pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil bahan dan reagen yang digunakan. Sedangkan tabung reaksi berguna untuk wadah untuk mengamati reaksi yang terjadi antara benzena dan I 2. saat ditambahkan dengan I 2 larutan benzena berubah warna menjadi coklat muda. Hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi substitusi antara I 2 dan benzena. Prinsip percobaan reaksi substitusi adalah pergantian dimana satu atom hidrogen dari gugus alkana diganti oleh atom lain. Pada percobaan ini benzena direaksikan dengn Iodin (I 2 ) dan larutan terbentuk menjadi 2 fase dan tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa benzena dapat bereaksi dengan Iodin. Pada fase atas (Benzena) larutan berwarna agak merah lembayung. Benzena merupakan senyawa yang mempunyai rantai terhubung yang sangat kokoh, sehingga sangat sulit untuk memutus ikatan rangkapnya, sehingga yang terjadi adalah reaksi substitusi. Lalu pada percobaan ini dilakukan pula pencampuran antara KMnO 4 dan benzena. Hasilnya adalah KMnO 4 tidak bereaksi dengan benzena. Ini ditandai dengan terbentuknya 2 fase di dalam tabung reaksi. KMnO 4 tidak bereaksi dengan benzena, sebab KMnO 4 tidak mampu memutuskan ikatan rangkap pada benzena yang merupakan senyawa hidrokarbon aromatik, yang artinya muatan rangkap pada benzena berputar (berpindah) yang disebut delokalisasi. Sehingga KMnO 4 tidak mampu memutuskan ikatan rangkapyang berputar dan bersifat stabil itu. Hal ini menyebabkan KMnO 4 dan benzena tidak bereaksi. Tetapi walaupun benzena dan KMnO 4 tidak bereaksi, terbentuk dua fase. KMnO 4 tidak dapat bereaksi dengan benzena yang sifatnya stabil karena KMnO 4 tidak dapat memutuskan ikatan rangkap yang terdapat dalam benzena yang sering disebut cincin aromatik, yang bersifat stabil. KMnO 4 adalah oksidator kuat dan I 2 adalah oksidator lemah yang keduanya berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap dari benzena. Fungsi KMnO 4 adalah sebagai oksidator kuat, dimana saat bereaksi dengan benzena harusnya dapat memutus ikatan rangkapnya namun, karena benzena beresonansi dan sangat maka KMnO 4 tidak mampu memutuskan ikatannya. I 2 berfungsi sebagai oksidator lemah yang tidak dapat memutus ikatan rangkap benzena, namun dapat melakukan substitusi yaitu pertukaran antara atom H dengan atom I.
Pada praktikum kedua, uji reaksi pada minyak goreng. Pada awalnya 20 tetes minyak goreng dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 5 tetes I 2. Lalu setelah diamati yang terjadi, ada 2 fase larutan yang berwarna kekuningan. Pada reaksi ini terjadi oksidasi pada minyak, dimana I 2 mengoksidasi minyak. Sehingga
terjadiah reaksi adisi yang menyebabkan ikatan rangkap pada minyak goreng berubah menjadi ikatan tunggal. Pada percobaan ini, dilakukan juga reaksi Antara minyak goreng dengan KMnO 4. Hasil reaksi yang terjadi adalah tidak ada reaksi, ditandai adanya 2 fase yaitu minyak goreng berada di bawah dan KMnO 4 berada di atas. Seharusnya yang terjadi tidaklah demikian. Saat minyak goreng ditambahkan dengan KMnO 4 seharusnya terjadi reaksi karena minyak goreng teroksidasi oleh KMnO 4 sehingga terjadi pemutusan ikatn rangkap menjadi ikatan tunggal yang disebut reaksi adisi. Minyak goreng berfungsi sebagai bahan yang akan diuji dan direaksikan dengan I 2 dan KMnO 4 untuk diamati reaskinya apakah adisi atau substitusi. Fungsi I 2 dan KMnO 4 adalah sebagai oksidator, I 2 adalah oksidator lemah dan KMnO 4 adalah oksidator lemah. Kedua bahan ini digunakan untuk memutuskan ikatan rangkap minyak goreng. Perlakukan yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pereaksian I 2 dengan minyak goreng serta KMnO 4 dan minyak goreng. Hal ini dilakukan untuk mencampurkan dan agar dapat diamati reaksi yang terjadi. Adapun alat-alat yang digunakan adalah :
Tabung reaksi berfungsi untuk wadah dalam mengamati reaksi antara minyak goreng dan I 2. Serta reaksi minyak goreng dan KMnO 4. Pipet tetes digunakan untuk memindahkan larutan dan sample dalam skala kecil. Pada percobaan ketiga dilakukan uji reaksi n-heksana. Pada percobaan ini, dilakukan uji dengan memasukkn 20 tetes n-heksaan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes I 2. Ternyata hasilnya adalah larutan berubah menjadi ungu kecoklatan dengan sedikit warna merah lembayung. N-heksana bereaksi dengan I 2 dan terjadi reaksi substitusi. Reaksi ini terjadi karena terjadi pergantian gugus fungsional :
CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH 3 + I 2 CH 3 – CH 2 – CH 2 – CH 2 – CH(I) – CH 3 + HI
hasil percobaan terdapat warna larutan yang tidak bercampur. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kepolaran larutan. N-heksana bersifat nonpolar sedangkan larutan I 2 bersifat polar. Penambahan I 2 dalam percobaan ini berfungsi menggantikan atom H dalam n-heksana dan membentuk reaksi substitusi.
Pada percobaan keempat, dilakukan uji reaksi pada heksena. Awalnya, diambil 20 tetes larutan heksena ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 5 tetes larutan I 2. Hasilnya ternyata terbentuk warna ungu muda dan kekuningan dengan sedikit warna merah muda. Di sini, terjadi sebuah reaksi. Reaksi tersebut adalah reaksi adisi dimana I 2
lain. Reaksi ini umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh. Dalam percobaan ini yang mengalaimi reaksi substitusi adalah hensena dengan I 2 dan benzena dengan I 2.
Prinsip daripada adisi-substitusi adalah dimana suatu senyawa hidrokarbon baru terbentuk melalu proses atau reaksi pada senyawa karbon yang juga melibatkan pembentukan atau pemutusan ikatan kovalennya.
Prinsip dasar dari suatu reaksi eliminasi adalah adanya perubahan ikatan dari senyawa. Ikatan tersebut berubah dari ikatan jenuh menjadi ikatan yang tak jenuh. Contoh : CH 3 – CH 2 – H CH 2 = CH + H 2
Sifat kimia benzena :
Bersifat karsinogenik Merupakan senyawa nonpolar Tidak begitu reaktif Mudah terbakar Mudah mengalami adisi dan substitusi Menghasilkan banyak jelaga Sifat fisik benzena :
Zat cair Mudah menguap Tidak larut dalam pelarut polar Larut dalam pelarut semipolar dan nonpolar Sifat fisik heksena :
Titik leleh hampir sama dengan alkana Titik didh hampir sama dengan alkana Berwujud cair pada suhu kamar Sifat kimia dari heksena :
Lebih reaktif dari alkana Mudah mengalami adisi Mudah terbakar Menghasilkan banyak jelaga Sifat fisik dari n-heksana :
Rumus molekul C 6 H 14 Masa molar 86,18 g/mol Larutan cair’tak berwarna Masa jenis 0,6548 g/mol Titk leleh -95°C, 1,78 K, 139 °F Titk didih 69°C, 342 K, 156 °F Kelarutan dalam air : 13 mg/L pada 20°C Kekentalan 0,294 cP Dapat terbakar Titik picu nyala : -23,3 °C Titik nyala otomatis : 233,9 °C Zat berbahaya Sifat fisik dan kimia minyak goreng :
Berwarna kuning apabila minyak tak jenuh, berwarna kecoklatan adalah apabila minyak telah mengalami kerusakan Minyak tidak larut dengan air kecuali minyak jarak Titk cair, minyak tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai temperatur tertentu Titik didih akan semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon asam kemah tersebut Reaksi hidrolisa dapat menyebabkan bau tengik pada minyak Senyawa aromatik sederhana merupakan senyaa organik aromatik yang terdiri dari struktur cicncin planar berkonjungsi dengn awan elektron Pi yang berdelokalisasi. Banyak senyawa cincin aromatik sederhana yang mempunyai nama trivial. Biasanya ia ditemukan sebagai susbtruktural molekul-molekul yang lebih kompleks. Senyawa aromatik sederhana yang umumnya ditemukan adalah benzena dan indola. Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom bukan krbon. Ia dapat berupa monosiklik seberti benzena, bisiklok seperti naftalena ataupun polisiklik seperti antarasena.
Jika reaksi berjalan dengan substitusi maka reagen yang ditambahkan tidak hilang atau masih dapat diamati. Tetapi jika reaksi itu adisi maka reagen tersebut akan bercampur (homogen) atau akan terbentuk warna baru. Reaksi itu tidak akan tampak lgi ketika setelah ditambahkan dengan zat lain.
Laporan Praktikum Kimia Dasa Reaksi adisi
Course: Kimia Dasar (BIO02003)
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Why is this page out of focus?
This is a preview
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades