- Information
- AI Chat
Was this document helpful?
Hubungan Agama dan Sains Teknologi
Course: Hukum
300 Documents
Students shared 300 documents in this course
University: Universitas Jakarta
Was this document helpful?
A. PENGERTIAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Sains merupakan ilmu yang mempelajari alam semesta beserta seluruh isinya.
Seseorang yang ahli di bidang sains dikenal dengan sebutan saintis.
Teknologi adalah suatu sarana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Teknologi merupakan penerapan sains yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari – hari. Sebagai contoh, pada abad-abad sebelum ada alat bedah canggih, seorang
pasien yang memerlukan operasi pembedahan harus menghadapi alat-alat operasi yang
mengerikan. Hal itu membuat nyalinya ciut dan dapat mengakibatkan sakitnya makin
parah. Dengan adanya perkembangan sains dan teknologi, alat bedahpun makin “ramah”.
Pasien tidak takut lagi menghadapi operasi pembedahan. Selain itu, keberhasilan operasi
pembedahan pun semakin meningkat.
B. PERAN ISLAM SEBAGAI PELETAK DASAR KEMAJUAN SAINS
DAN TEKNOLOGI
Ehsan Masood dalam bukunya Science and Islam mengatakan bahwa dalam
pendidikan sains di Inggris –sampai baru-baru ini- sejarah kemunculan sains cenderung
meloncat dari zaman klasik Euklides, Aristoteles, dan Arkhimedes langsung ke kelahiran
Zaman Sain abad ke-16 dan 17 di Eropa beserta pengakuan kecil, kalaupun ada, terhadap
sains Islam yang hebat di antara kedua zaman itu. Padahal dalam perjalanan sejarahnya,
peradaban Barat pernah mengalami masa-masa pahit yang mereka sebut dengan zaman
kegelapan atau disebut juga zaman pertengahan (the Medieval Ages).
Menurut catatan sejarah, zaman kegelapan itu dimulai dari runtuhnya imperium
Romawi Barat. Pada tahun 410 M, Alaric, raja Jerman dari suku Visigoth, menyerbu
Roma dan menghancurkannya dalam amukan yang hanya berlangsung tiga hari saja. Lalu
66 tahun kemudian, kaisar Romawi Barat terakhir, Romulus Augustus, berhasil
digulingkan, dan pusat kekaisaran secara sepihak dipindahkan ke Konstatinopel. Bersama
dengan itu cahaya kehidupan menghilang. Eropa memasuki zaman kegelapan. Zaman
tanpa ilmu, tanpa sastra, bahkan tanpa peradaban itu berlangsung ratusan tahun. Baru
1.000 tahun kemudian “matahari” kembali menyinari dataran Eropa yang terkenal dengan
masa Rainaissance.
Sementara Eropa tenggelam dalam zaman kegelapan karena dibelenggunya otak para
cendekiawan oleh doktrin gereja, dibelahan lain, di dunia Timur, umat Islam sedang
merajut kegemilangan demi kegemilangan dalam kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Sinar kegemilangan inilah yang dikemudian hari menciptakan “matahari” bagi lahirnya
masa Rainaissance tersebut. Ironisnya, bukannya dunia Barat merasa berhutang budi,