Skip to document

Galaukoma + dapus - makalah ini berisi tentang definisi galukoma, anatomi, pencegahan dan asuhan

makalah ini berisi tentang definisi galukoma, anatomi, pencegahan dan...
Course

Keperawatan medikal bedah

19 Documents
Students shared 19 documents in this course
Academic year: 2020/2021
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA”

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah III dengan Materi " konsep dan Asuhan keperawatan Glukoma ”. Makalah ini di susun sebagai satu persyaratan kelulusan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di program sarjana FIK UMJ. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Jakarta, 23 September 2020

Kelompok 1

C. Tujuan

  1. Untuk nengetahui Apakah yang dimaksud dengan glukoma

  2. Untuk mengetahuiApa Saja Penyebab dari glukom

  3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari glukoma

  4. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan dari glukoma

  5. Untuk mengetahui Apa saja tanda dan gejala glukoma

  6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien glukoma

BAB II

Tinjauan teori

A. Definisi glukoma

Glaukoma merupakan sekumpulan gangguan okular yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intraokular, atrofi saraf optik dan kehilangan lapang pandang. Glaukoma diperkirakan

menyebabkan kebutaan pada 80 orang di Amerika serikat. Insiden glukoma sekitar 1,5% dan

pada ras kulit hitam berusia 45 sampai 65 tahun prevalensi meningkat 5 kali lipat dibanding kulit

putih dengan rentang umur yang sama. Pada kebanyakan kasus, kebutaan dapat dicegah dengan

pemberian terapi dini.

B. Klasifikasi

Beberapa terminologi untuk mendeskripsikan tipe glaukoma:

  1. glaukoma primer dan sekunder mengacu pada apakah penyakit terjadi sendiri atau disebabkan

gangguan yang lain. Glaukoma sudut terbuka primer merupakan bentuk yang paling umum,

gangguan ini merupakan gangguan multifaktorial yang sering didapatkan secara genetik,

bilateral, onsep tiba-tiba, dan progresnya lambat. Tipe glaukoma ini sering disebut sebagai

"pencuri di malam hari" karena tidak ada manifestasi klinis awal yang menjadi penanda kehilangan penglihatan titik aliran humor aqueous/cairan mata (aqueous humor) menjadi lebih

lambat atau terhenti karena obstruksi jaringan trabekular.

  1. Akut dan kronis dimaksudkan onset dan durasi penyakit

  2. Terbuka (sudut lebar) dan tertutup (sudut sempit) digunakan untuk mendeskripsikan lebar

sudut antara iris dan kornea, sudut kamera okuli anterior yang sempit secara anatomis menjadi

predisposisi untuk mengalami onset akut glaukoma sudut tertutup. suatu serangan akut glaukoma

sudut tertutup pada terjadi hanya pada satu mata pada sudut kamera okuli yang secara anatomis sempit. Serangan terjadi karena hambatan mendadak sudut anterior karena dasar iris.

  1. Bentuk glaucoma yang lain. glaukoma tekanan normal mirip dengan glaukoma sudut terbuka

titik pada tipe glaukoma ini, saraf optik mengalami kerusakan walaupun tekanan intraokular

tidak tinggi. Glaukoma sekunder dapat terjadi akibat trauma yang mengganggu aliran humor

Aquous.

kedalaman sudut ruang okuli anterior dan untuk memeriksa lingkar sudut pada perubahan sistem

jaringan filtrasi.

E. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memfasilitasi aliran humor aqueous melalui saluran

yang ada dan mempertahankan tekanan intraokular pada tingkat yang aman untuk mencegah kerusakan lanjut saraf optik. jika tekanan intraokular sangat tinggi maka harus segera diturunkan

untuk mempertahankan penglihatan. jika penglihatan menghilangkan tujuan penatalaksanaan

adalah untuk memperbaiki kemandirian klien.

  • Manajemen medis

Mengurangi tekanan intraokular (meningkatkan aliran humor Aquous) Tekanan intraokular dapat

dikurangi dengan meningkatkan aliran humor aqueous. pada glaukoma sudut sempit, pupil

dikonstruksikan dengan memberikan miotik topikal atau epinefrin, yang dapat membuka kanalis schlemm dan melancarkan aliran humor Aquous. produksi humor aqueous juga dapat dikurangi

dengan menggunakan penyekat beta atau agen Alfa adrenergik atau inhibitor karbonat anhidrase

oral.

  • Manajemen keperawatan pada klien medis

Pengkajian

pengkajian keperawatan meliputi menggali data demografis umur dan ras karena glukoma sudut terbuka lebih sering terjadi pada klien berumur lebih dari 40 tahun dan ras kulit hitam.

Tentukan apakah ada riwayat glaukoma pada keluarga atau masalah mata yang lain dan apakah

kalian pernah mengalami pembedahan mata, infeksi, atau trauma. penting untuk membuat

sebuah daftar akurat mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi karena beberapa obat

sistemik seperti antihistamin dapat melebarkan pupil, meningkatkan risiko glaukoma sudut

tertutup. Selalu perhatikan riwayat reaksi alergi terutama terhadap obat atau zat pewarnaan.

Minta klien untuk mendeskripsikan semua perubahan pada penglihatan. Walaupun manifestasi glaukoma sudut terbuka primer terjadi mendadak, klien dapat mendeskripsikan bintik buta pada

daerah perifer dan penurunan ketajaman penglihatan disertai penurunan sensitifitas terhadap

kontras. ketajaman penglihatan yang menurun dan tidak dapat dikoreksi biasanya terjadi ketika

terdapat kerusakan saraf optik.

Jika klien telah diketahui menderita gangguan penglihatan karena glaukoma, kaji apakah klien

dapat menghadapi gangguan ini. Walaupun seseorang dapat beradaptasi pada gangguan

penglihatan dengan berbagai cara, biasanya tetap muncul rasa sedih dan kehilangan pada berbagai tahap penyakit. klien dapat mengalami kecemasan selama pemeriksaan karena takut

atas terjadinya kehilangan penglihatan yang lebih luas. Kaji persepsi klien terhadap glaukoma

dan efeknya pada kualitas hidup. Bantu klien mengidentifikasi kemampuan adaptasi yang efektif

yang telah dipakai sebelumnya.

Diagnosis, hasil yang diharapkan, dan intervensi

 Diagnosis: gangguan persepsi sensori (visual).

peningkatan tekanan intraokular mengganggu fungsi saraf optik dan menurunkan kemampuan

penglihatan. Diagnosis keperawatan gangguan persepsi sensori (visual) berhubungan dengan

kehilangan penglihatan lebih tepat digunakan jika gangguan penglihatan merupakan masalah

baru bagi klien.

Hasil yang diharapkan : klien akan mempertahankan penglihatan sebaik mungkin, melaporkan

tidak ada peningkatan kehilangan penglihatan, adaptasi pada kehilangan penglihatan, dapat

melaksanakan aktivitas harian dan menyadari komplikasi manifestasi klinis.

Intervensi : yakinkan klien walaupun penglihatan telah hilang dan tidak dapat diperbaiki,

kerusakan lanjut dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan.

 Diagnosis: berduka

Kehilangan penglihatan pada glaukoma tidak dapat diperbaiki. Walaupun dengan

penatalaksanaan medis maupun bedah yang paling agresif, kehilangan penglihatan tetap

berlanjut. Diagnosis keperawatan adalah berduka berhubungan dengan kehilangan penglihatan penglihatan yang signifikan akan membutuhkan penerimaan dan

adaptasi, baik bagi klien maupun keluarganya.

Hasil yang diharapkan: klien akan mengekspresikan kesedihan, mendeskripsikan kehilangan

penglihatannya, dan membagi kesedihannya kepada orang lain.

Intervensi : kaji faktor-faktor penyebab dan yang berkontribusi yang mungkin menunda

kesedihan dan mempererat kedekatan keluarga. stigma sosial kebutaan mendasari kecemasan

klien yang mengalami kehilangan penglihatan atau potensial untuk mengalami kehilangan penglihatan. kehilangan penglihatan total mengisolasi seseorang di dalam kenyataan yang

berbeda titik walaupun kebanyakan klien berhasil direhabilitasi, beberapa kehilangan penglihatan

bersifat permanen. Beberapa orang tetap terisolasi secara sosial dengan berbagai sebab. kesan

bahwa seseorang yang buta patut untuk dikasihani dan harus menerima bantuan dari orang lain

sering mengganggu klien.

Gunakan komunikasi terapeutik untuk menunjukkan empati karena klien mengalami kehilangan

berhubungan dengan kehilangan penglihatannya. klien dengan kehilangan penglihatan dapat menghadapi halangan pada hidup mereka yang memaksa mereka pada perubahan yang tidak

diinginkan. tidak semua pekerjaan dapat diadaptasikan bagi seseorang dengan gangguan

dapat menyebabkan gangguan keseimbangan. Regumen tetes mata untuk glaukoma

membutuhkan ketepatan waktu pemberian. klien lansia membutuhkan pengingat visual seperti

daftar tilik dan alarm untuk membantu mengingatnya.

  • Manajemen bedah

jika pengobatan maksimal gagal untuk menghentikan kehilangan penglihatan dan kerusakan saraf optik, perlu direkomendasikan penatalaksanaan bedah. banyak prosedur untuk

meningkatkan aliran humor aquous, akan tetapi prosedur ini tidak semuanya berhasil.

 Trabekuloplasti laser

penggunaan laser untuk membuat lubang kecil di jaringan trabekular sering diindikasikan

sebelum pembedahan penyaringan dilakukan. laser menghasilkan jaringan parut pada jaringan

trabekular menyebabkan pencangan serat trabekula. Serabut yang bertambah kencang

menyebabkan penambahan aliran humor aquous. Tekanan intraokular dapat berkurang hingga 80% kasus. Efek laser ini semakin berkurang seiring waktu dan prosedur ini perlu diulang.

Terapi medis dengan tetes mata biasanya tetap dilanjutkan.

 Trabeculectomy

Trabeculectomy adalah pembuatan lubang untuk mengeluarkan humor aquous. lubang ini

kemudian ditutup sebuah katup dengan tebal setengah sklera yang dijahit dengan longgar

sehingga menyebabkan absorpsi humor aquous subkonjungtiva.

 Prosedur penyaringan

Operasi seperti trefinasi, sklerostomi termal, dan sklerektomi dilakukan untuk membuat

saluran pembuangan dari ruang okuli anterior ke ruangan subkonjungtiva. Humor aquous diserap

oleh pembuluh darah di konjungtiva. Pada 25% kasus, lubang ini menyebabkan pembentukan

jaringan parut dan membutuhkan pembedahan ulang. Prosedur ini kurang berhasil jika

diterapkan pada klien muda dan berkulit hitam, yang cenderung memiliki kemampuan jaringan

parut yang lebih tebal. kortikosteroid topikal digunakan pasca operasi karena aksi anti inflamasi nya dapat menghambat proliferasi fibroblas pada tempat pembedahan.

 Iridotomi

Iridotomi adalah pembuatan jalur baru humor aquous menuju ke jaringan trabekular. Laser

digunakan untuk membuat lubang baru pada iris.

 Teknik lain

Pemberian 5-flourourasil (5-FU), mitomisin, dan antimetabolit lain kadang disuntikkan ke

subkonjungtiva karena dapat menghambat proliferasi fibroblas sehingga mengurangi pembentukan jaringan parut pasca operasi. Perangkat implan okular (seperti implan Molteno,

seton Baerveldt) kadang digunakan untuk humor aquous pada klien dengan glaukoma yang

mengalami komplikasi. perangkat yang dijahitkan pada permukaan luar bola mata pada sklera

antara otot-otot okuler. Probe kecil diinsersikan dibawah klep sklera ke ruang okuli anterior yang

menyebabkan mengalirnya humor aquous lebih jauh kok belakang dibandingkan prosedur

penyaringan lain.

 Prosedur siklodestruktif

Ketika prosedur bedah lain gagal, siklokrioterapi (aplikasi ujung pembeku) dapat digunakan

untuk merusak badan siliar dan mengurangi produksi humor aquous.

  • Manajemen keperawatan pada klien bedah

Perawatan pra operasi, meliputi menyiapkan klien pada prosedur operasi yang dapat dilakukan

dengan suasana rawat inap maupun pada rawat jalan. Terapi laser merupakan prosedur yang paling sering digunakan di klinik, dengan menggunakan anestesi topikal. Jelaskan keluaran yang

diharapkan dari prosedur ini, juga suara "pop" dan cahaya menyilaukan yang akan dialami

selama prosedur. Jelaskan jika akan ada periode tunggu (biasanya 1 sampai 2 jam) setelah

prosedur ini untuk mengevaluasi kemungkinan peningkatan tekanan intraokular. Oleh karena

ketidakstabilan tekanan intraokular, klien sebaiknya ditemani oleh keluarga atau teman untuk

menemani selama transportasi pulang.

  • Perawatan pasca operasi,

Setelah operasi, mata ditutup oleh suatu plester khusus dan ditutupi perisai logam atau plastik

untuk proteksi dari cahaya dan trauma. Instruksikan klien untuk tidak berbaring pada sisi yang

dilakukan operasi untuk mengurangi tekanan pada tempat pembedahan. Jika efek sedasi

perioperatif telah hilang, klien dapat bergerak dan makan sesuka hati. Pengawasan tekanan

intraokular secara rutin diperlukan karena tempat operasi ini sifatnya mikroskopik. Tentukan

apakah klien mengalami nyeri yang bertambah, mual, atau penurunan penglihatan. perawatan untuk menindaklanjuti operasi diperlukan untuk mengawasi penyembuhan yang tertunda titik

kamera okuli anterior dapat mengalami gagal sembuh, atau luka dapat sembuh dengan terlalu

ketat. kedua situasi ini membutuhkan pembedahan lanjut.

  1. Pemeriksaan -Tonometri Indentasi dengan tonometer schiotz = menunjukkan peningkatan tekanan TIO

Analisa data No Data Etiologi Masalah

  1. DS:
  • Mual, muntah
  • Mata sakit sejak 3 hari yang lalu
  • mata seperti mau copot

DO:

  • Mata tampak merah
  • TIO meningkat
  • TD: 110/90mmHg N: 89/mnt S: 37oC

Agen pencedera biologi (peningkatan TIO)

Nyeri

2. DS:

  • Klien mengatakan pusing
  • Klien mengatakan terjadi penurunan fungsi penglihatan

DO:

  • Warna keruh pada lingkaran mata (halo)
  • peningkatan TIO
  • TD: 110/90mmHg N: 89/mnt S: 37oC

Gangguan penglihatan (glaukoma)

Risiko jatuh

3. DS:

  • Klien mengatakan terjadi penurunan fungsi penglihatan

DO:

  • Warna keruh pada lingkaran mata (halo)
  • peningkatan TIO

Perubahan penerimaan sensoris

Gangguan persepsi sensoris (melihat)

B. Diagnosa keperawatan

  • Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis ( peningkatan TIO)
  • Gangguan persepsi sensori (melihat) berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori.
  • Risiko jatuh b Gangguan penglihatan (glaucoma)

C. Intervensi

Dx Tujuan Intervensi Rasional

Nyeri b agen cidera biologi

(peningkatan intra

ocular)

Tujuan: setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang atau terkontrol

Kriteria Hasil:

 Klien dapat mengidentifik asi penyebab nyeri  Klien dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri  Klien mampu melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri

Mandiri

 Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi- fowler dan cegah tindakan yang dapat meningkatkan TIO (batuk, bersin, mengejan)  Berikan lingkungan gelap dan tenang  Observasi tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap 24 jam jika klien tidak menerima agens osmotik secara intravena dan tiap 2 jam  jika klien menerima agens osmotik intravena  Observasi derajat nyeri mata tiap 20 menit selama fase akut  Observasi ketajaman penglihatan setiap waktu sebelum

Mandiri

 Tekanan pada mata meningkatkan jika tubuh datar dan manuver valsalva diaktifkan seperti pada aktivitas tersebut  Stres dan sinar akan meningkatkan TIO yang dapat mencetuskan nyeri  Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpanan dari hasil yang diharapkan  Mengidentifikasi kemajuan atau  penyimpangan dari hasil yang diharapkan  Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan

Kolaborasi

 Agens osmtotik intravena akan menurunkan TIO dengan cepat. Agens

 Pasien akan mempertahan kan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

penglihatan.

 Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis.

 Lakukan tindakan untuk membantu pasien yang mengalami keterbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.

Kolaborasi

Kronis, sederhana, tipe sudut terbuka:

 Pilokarpin hidroklorida (Isoptocarpine, OcuserPilo, pilopine HS Gel).

 Timolol maleat (Timoptic), betaksalol (Betopic).

 Asetazolamid

diperbaiki (meskipun dengan pengobatan) kehilangan lanjut dapat dicegah.

 Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi.

 Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

 Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil thd sinar lingkungan.

Kolaborasi

 Obat miotik topikal ini menyebabkan konstriksi pupil, memudahkan keluarnya aqueus humor.

 Menurunkan pembentukan aqueus humor tampa mengubah ukuran pupil, pengelihatan, atau akomodasi.

(diamox).

Tipe sudut sempit:

 Miotik (sampai pupil dikonstriksikan).

 Inhibitor karbonik anhidrase, contoh asetazolamid (diamox)

 Dipivefrin hidroklorida (propine).

 Agen hiperosmotik contoh mannitol (osmitrol), gliserin.

 Berikan sedasi, analgesik sesuai kebutuhan.

 Menurunkan laju produksi aqueus humor

 Membuat kontraksi otot sfingter iris, mendalamkan bilik anterior, dan mendilatasi pembulu keluar traktus selama serangan akut/sebelum pembedahan.

 Menurunkan sekresi aqueus humor dan menurunkan TIO.

 Mungkin menguntungkan bila pasien tidak berespon terhadap obata lain. Bebas efek samping seperti miosis, pengelihatan kabur, dan kebutaan malam.

 Digunakan untuk menurunkan sirkulasi volume cairan, dimana akan menurunkan produksi aqueus humor bila pengobatan lain belum berhasil.

 Serangan akut glaukoma berhubungan dengan nyeri tiba-tiba, yang dapat mencetus ansietas/agitasi.

Penutup

A. Kesimpulan

Glaukoma merupakan sekumpulan gangguan okular yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intraokular, atrofi saraf optik dan kehilangan lapang pandang. Tipe-tipe glaukoma ialah glaukoma primer dan sekunder mengacu pada penyakit tersendiri atau disebabkan gangguan lain,

akut dan kronis, terbuka (sudut lebar) dan tertutup (sudut sempit), bentuk glaukoma yang lain.

Penyebab utama glaukoma sudut terbuka kronis merupakan proses degeneratif pada jaringan

trabekular sehingga terjadi penurunan aliran humor aqueous. Glaukoma sudut tertutup akut

menyebabkan nyeri berat dan penglihatan kabur atau kebutaan. Beberapa kelainan melihat

gambaran halo (lingkaran seperti pelangi di sekeliling cahaya), dan beberapa mengalami mual

muntah. glaukoma sekunder memberikan gejala yang sama dengan glaukoma sudut tertutup akut.

Manajemen medis yang dilakukan ialah mengurangi tekanan intraokular dengan meningkatkan

aliran humor aqueous. Manajemen keperawatan pada klien medis dimulai dari pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Jika pengobatan maksimal gagal untuk

menghentikan kehilangan penghilangan dan kerusakan saraf optik maka direkomendasikan

penatalaksaan bedah, seperti trabekulopasti laser, trabeculectomy, prosedur penyaringan , iridotomi, dan teknik lain. Ketika prosedur bedah lain gagal, dapat digunakan siklokrioterapi

untuk merusak badan siliar dan mengurangi produksi humor aquous.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami selaku penulis sangat berharap kepada seluruh mahasiswa agar

mampu memahami dan mengetahui tentang “Glaukoma". Semoga dengan adanya makalah ini

dapat membawa pengaruh yang baik dan bermanfaat bagi kita semua. Kami penulis menyadari

bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mrngharapkan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Black J., Hawks J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (buku 3).Edisi Bahasa Indonesia 8. Elsevier (Singapore) Pte. Ltd

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta DPP PPNI.

academia/37854485/Askep_glaukoma_docx

academia/9760137/RENCANA_ASUHAN_KEPERAWATAN

academia/37854485/Askep_glaukoma_docx

Was this document helpful?

Galaukoma + dapus - makalah ini berisi tentang definisi galukoma, anatomi, pencegahan dan asuhan

Course: Keperawatan medikal bedah

19 Documents
Students shared 19 documents in this course
Was this document helpful?