- Information
- AI Chat
Laporan PKL Pertanian
Teknik Pertanian (TKPER 6587)
Universitas Muhammadiyah Mataram
Preview text
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang PKL
Praktek kerja lapang (PKL) merupakan upaya Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah Mataram (UM Mataram) untuk memperkenalkan dunia kerja untuk mahasiswa sehingga gambaran dunia kerja yang lebih konprehensif dapat diperoleh. Selain itu, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan teori dan praktek di lapangan, Program PKL memberikan kompetensi pada mahasiswa untuk dapat lebih mengenal, mengetahui, dan berlatih menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja, sehingga mahasiswa menjadi lebih siap dalam memasuki dunia kerja, PKL disesuaikan dengan kebutuhan program studi masing-masing. Mahasiswa yang mengikuti program ini disebut sebagai praktikan. Pelaksanaan program PKL ini dilakukan oleh mahasiswa program sarjana strata satu (S-1) minimal 1 (satu) bulan. PKL merupakan mata kuliah wajib dan memiliki bobot 2 SKS. PKL dilaksanakan selama masa libur kuliah semester ganjil dan genab. Pada program PKL ini, diharapkan kepada pimpinan fakultas untuk dapat menempatkan mahasiswa praktek pada unit kerja serta tugas /pekerjaan yang sesuai dengan program studi/kompetensi, sedangkan pimpinan perusahaan setempat/ unit kerja perusahaan yang menerima praktikan diharapkan dapat : a. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada praktikan agar dapat menjalankan tugas/atau pekerjaan yang diterima dengan baik dan patuh terhadap pimpinan unit kerja yang di ikutinya. b. Memberikan pengarahan dan masukan-masukan kepada praktikan agar mereka memiliki pola pikir yang kreatif, inovarif, penuh inisiatif, bertanggung jawab dan siap memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
c. Memberikan masukan kepada Fakultas Pertanian (Faperta) universitas Muhammadiyah Mataram dalam upaya perbaikan kurikulum dan system pembelajaran.
1 Maksud dan Tujuan PKL
Maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah: a. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa dalam dunia kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. b. memberika gambaran dunia kerja bagi para mahasiswa tingkat akhir. c. mengarahkan mahasiswa untuk menemukan permasalahan maupun data yang berguna dalam penulisa laporan PKL. d. membina dan meningkatkan kerjasama antara Fakultas dan perusahaan, industry pangan milik pemerintah atau swasta. e. pengabdian kepada masyarakat (perwujudan catur dharma perguruan tinggi). f. mendapatkan masukan sebagai umpan balik dalam usaha penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan tuntunan dunia industry dan masyarakat.
1 Kegunaan PKL.
a. agar dapat melatih keterampilan mahasiswa program sarjana sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di program studi terknik pertanian. b. menjalin hubungan yang teratur, sehat dan dinamis antara instansi dan lembaga perguruan tinggi. c. mengajarkan dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit kerja, baik dalam lingkngan pemerintah maupun perusahaan.
BAB 2
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
2 Sejarah Bengkel Las H dan H.
Pak Hamdi lahir di Desa Kekait, Gunung sari, Lombok Barat, Keseharian beliau mengajar sebagai dosen di perguruan tinggi UM Mataram, beliau menikahi seorang wanita yang bernama khadijah, istrinya beralamat di getap Mataram, salah satu sentra besi di kota Mataram, kelurganya rata rata bekerja sebagai tukang las, pak Hamdi mempunyai ipar yang banyak berpopesi sebagai tukang las pada suatu waktu beliau memesan sebuah trail untuk menghiasi rumahhnya, namun karena iparnya tidak mempunyai waktu untuk mebuatkannya, dan pada akhirnya pak hamdi berinisiatif untuk belajar mengelas dengan cara meencuri curi waktu pada sore hari dan siang hari beliau mengajar sebagai dosen dan pada sore sampai malam beliau belajar mengelas secara otodidak kurang lebih beliau belajar selama 5 bulan lamanya sampai pada akhirnya beliau membeli peralatan mengelasnya sendiri, dengan semangat yang kuat untuk bekerja dan menghidupi keluarga, beliau memiliki inisiatif sendiri untuk membuka usaha dengan hanya bermodalkan keberanian,bakat dan niat yang baik, maka terciptalah Bengkel Las H dan H. Bengkel Las H dan H dirintis pada tahun 2011, awalnya sang pemilik tidak mempunyai pemikiran untuk membuka usaha bengkel las karna beliau belum terlalu mantap dalam teknik pengelasan yang baik, karena beliau belajar menyambung besi dalam jangka waktu yang singkat kurang lebih selama 5 bulan setelah pernikahan beliau dengan sang istri. Berawal dari permintaan tetangga untuk dibuatkan kolom untuk konstruksi bangunannya, karna hasilnya memuaskan maka terus berlanjut sampai dikenal oleh sebagian teman dosen beliau. Namun tidak hanya itu, keluh kesah yang di rasakan sudah sangat sering, seperti banyak sekali dari pelangnggan yang ngutang, ada yang sampai satu tahun, tetapi beliau tidak
terlalu memikirkan itu karna beliau selalu mengatakan ketika berusaha jangan terlalu memikirkan uang karna efeknya tidak bagus terhadap usaha itu sendiri. untuk perstasi saat ini bengkel las H dan H belum mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak semisal instansi terkait, akan tetapi suatu kebanggan apabila semua pelanggan dapat dilayani dengan baik dan merasa puas, itulah sebuah penghargaan yang sebenarnya kareana apabila pelanggan bisa terpuaskan maka pelanggan itu tersendiri yang akan menceritakan keteman teman atau boleh dikatakan iklan geratis karena pekerjaan yang kita bisa memuaskan pelangga dan ini bisa membuat bengkel las h dan h bertmbah tekenal dan semakin berkembang kedepannya dan akan mendapatksn pangsa pasarnya tersendiri. 2 Struktur Organisasi dan Job Description Struktur organisasi dari Bengkel Las H dan H sebagai berikut.
Diagram Bentuk organisasi Bengkel Las H dan H.
DIREKTUR UTAMA PAK HAMDI
KEUANGAN
IBU HADIJAH PRODUKSI
PEMASARAN PAK HAMDI
PEGAWAI PAK ITO PAK HAJI ANDI PAK HAJI MAT PAK CUP
2 Kegiatan Umum Perusahaan. Adapun rutinitas kegiatan dari Bengkel Las H dan H adalah a. Memproduksi berbagai macam hasil karya/produk seperti tralis, gerbang, kanopi, relling, dan berbagai mesin pertanian dll. b. Melayani kebutuhan masyarakat seperti pembuatan tungku besi, perbaikan sempeda, motor dan mobil yang berkaitan dengan pengelasan. c. Memiliki jam kerja selama 7 hari dalam seminggu, Dalam waktu seminggu tidak dipaksakan jika ingin tidak masuk, tapi karena kami ingin bisa mahir kami rela untuk tidak ada libur kecuali terkena musibah atau kepentingan yang mendesak. d. Tidak terlalu memaksakan pegawai dalam bekerja namun memiliki target tersendiri, asalkan pegawai tetap konsisten dalam pekerjaannya. e. Memiliki peralatan bengkel las yang lumayan memadai walaupun tidak menyamai bengkel yang besar akan tetapi hasil yang dibuat dapat menyamai produksi dari bengkel yang lebih besar dari Bengkel Las H dan H ini hasil dari keuletan para pegawai dan kesungguhan dari pak hamdi tersendiri selaku pemilik Bengkel Las H dan H sehiengga pak hamdi mampu bersaing dengan para bengkellas yang lainnnya.
BAB 3
PELAKSANAAN PKL
3 Bidang Kerja. Bidang kerja dan Tahapan kerja di Bengkel Las H dan H Sebagai Berikut;
- Mengukur
Mengukur objek yang akan dibuat bagian vital objek, kemudian catat di kertas. Perhatikan posisi mata dan angka hasil pengukuran agar hasil pengukurannya akurat. 2. Membuat desain kerja Buat gambar kerja dengan panduan teori singkat di atas serta angka yang telah diukurmelalui pengukuran pada langkah pertama tadi. Ingat! Gunakan standar ISO! Desain gambar kerja sesuai kehendak pelanggan yang sudah disiapkan oleh pelanggan atau yang ditawarkan oleh perusahaan 3. Memotong bahan Setelah selesai menggambar gambar kerja, maka tahap selanjutnya ialah memotongbahan. Perhatikan panduan di atas. Selain itu, ukurlah seakurat mungkin, agar tidakterjadi kesalahan yang tidak diharapkan di masa depan (seperti kekurangan bahan, dsb) 4. Merapikan bahan Setelah selesai memotong bahan, maka tahap selanjutnya ialah merapikan bahan yangtelah dipotong tadi. Pada bagian ini, kita akan menggunakan kikir untuk merapikanbagian yang miring, kemudian kita akan menggunakan palu jika ada bagian yang dirasaagak miring. 5. Melakukan pengeboran pada bahan yang dibutuhkan Pada tahap ini, sebelum kita melakukan pengeboran, terlebih dahulu, kita harusmelakukan pemberian tanda pada beji yang akan kita ukur. Ukurlah besi itu terlebihdahulu dengan panduan gambar yang ada, dimana letak besi bulat akan kita psangkanpada terali. Setelah selesai, berilah tanda berupa titik dengan penitik baja. Kemudianborlah terali bagian samping dengan mata bor paku berukuran 4,5 mm. Sedangkanuntuk pemboran ke dua menggunakan mata bor berukuran 10,5 mm. 6. Perakitan Setelah selesai dibor, rakitlah besi-besi tersebut menjadi satu bagian utuh dengan melakukan pengelasan. Gunakan bantuan penjepit (besi siku), serta klem agar rakitankita tidak bergeser/bergoyang. Setelah selesai, pasanglah
- Besi baja ( digunakan untuk menjepit benda kerja supaya persegi )
- Amplas.
b. Bahan- bahan pembuatan trali jendela
- Besi beton persegi
- Plat strip
- Dempul plastik
- Cat besi dan tiner
- Elektroda
b. Langkah Kerja
- Memotong benda kerja yang terlebih dahulu sudah diukur.
- Rapihkan hasil potongan dengan menggunakan gerinda.
- Buatlah rangka luar untuk acuan dengan menggunakan plat baja.
- Rangkailah benda kerja dengan teliti.
- Sambung benda kerja dengan cara di las.
- Bersihkan terak yang menempel pada lasan dengan menggunakan palu.
- Rapihkan lasan dengan menggunakan gerinda, dan berhati – hati di saat penggerindaan.
- Lakukan pendempulan pada lasan yang cacat kemudian di amplas.
- Benda kerja di cat dengan warna sesuai keinginan pemesan dan di bor.
Gambar 1, trali yang selesai dirangkai.
c. Hasil Kerja
- Membuat trail jendela sesuai dengan tepat waktu.
- Membuat satu pagar / tralis membutuhkan waktu yang lama.
- Tralis jendela juga berfungsi sebagai aksesoris rumah.
d. Keselamatan Kerja
- Memakai Wear pack
- Memakai kacamata saat mengelas atau menggerinda.
- Memakai sepatu
- Memakai sepatu las
- Berhati – hati pada benda panas.
Macam macam mesin dan peralatan
- MESIN LAS DAN PERLENGKAPANNYA
Gambar 3, mesin gerinda
Voltase 220V/50Hz Daya Listrik 540 Watt Ukuran Batu 4" / 100mm Ukuran Spindle M10 x 1. Kec. Tanpa Beban 12000 rpm Kode PR Nama Mesin GerindaTangan 4" Merk Maktec Tipe MT Tabel 3 ,Spesifikasi mesin gerinda
2. HELM
Helm las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang dipakai, tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Gambar 4, helm las Bahan helm Besi plat Bahan kaca Kaca hitam yang biasa dipakai untuk melihat gerhan matahari Garansi 1 tahun Tabel 4,Spesifikasi helm las
3. GLOOVES
Sarung tangan dibuat dari kain, kulit, karet dan asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan supaya tangan kita tetap aman.
Gambar 5, sarung tangan
Bahan Karet Jenis Sarung tangan Garansi 1 tahun Tabel 5, Spesifikasi sarung tangan
4. APRON / OVERALL/WEARPACK
Tabel 6, Spesifikasi sepatu
6. SMEET TANG
Tang atau penjepit panas digunakan untuk menjepit benda kerja yang dalam keadaan masih panas setelah selesai pengelasan.
Gambar 8, tang
Jenis Tang Bahan Besi baja Kegunaan Menjepit besi Tabel 7, spesifikasi tang
- PALU TERAK
Palu ini digunakan untuk membuang / mengeluarkan hasil sisa (terak) pengelasan pada benda kerja.
Gambar 9, palu
Bahan Besi baja Jenis Palu Kegunaan Memalu Table 8, spesifikasi palu
9. SIKAT LAS
Sikat las biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran sisa las-lassan yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.
Gambar 10, sikat las
Jenis Sikat las Kegunaan Menyikat besi Table 9, Spesifikasi sikat las
10. ELEKTRODE
Elektrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan digunakan untuk pengelasan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring 600 -70 0 untuk menghasilkan alur las-lasan yang baik.
Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai menggunakan pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 SM (untuk membuat pipa tembaga dengan memalu lembaran yang tepinya saling menutup). Winterton menyebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa {forge welding), merupakan usaha manusia yang pertama dalam menyambung dua potong logam. Contoh pengelasan tempa kuno yang terkenal adalah pedang Damascus yang dibuat dengan menempa lapisan-lapisan besi yang berbeda sifatnya.
Pengelasan tempa telah berkembang dan penting bagi orang Romawi kuno sehingga mereka menyebut salah satu dewanya sebagai Vulcan (dewa api dan pengerjaan logam) untuk menyatakan seni tersebut. Sekarang kata Vulkanisir dipakai untuk proses perlakuan karet dengan sulfur, tetapi dahulu kata ini berarti “mengeraskan”. Dewasa ini pengelasan tempa secara praktis telah ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. tahun 1901-1903 Fouche dan Picard mengembangkan tangkai las yang dapat digunakan dengan asetilen (gas karbit), sehingga sejak itu dimulailah zaman pengelasan dan pemotongan oksi-asetilen (gas karbit oksigen).
Periode antara 1903 dan 1918 merupakan periode pemakaian las yang terutama sebagai cara perbaikan, dan perkembangan yang paling pesat terjadi selama Perang Dunia I (1914-1918). teknik pengelasan terbukti dapat diterapkan terutama untuk memperbaiki kapal yang rusak. Winterton melaporkan bahwa pada tahun 1917 terdapat 103 kapal musuh di Amerika yang rusak dan jumlah buruh dalam operasi pengelasan meningkat dari 8000 sampai 33000 selama periode 1914-1918. Setelah tahun 1919, pemakaian las sebagai teknik konstruksi dan pabrikasi mulai berkembang dengan pertama menggunakan elektroda paduan (alloy) tembaga-wolfram untuk pengelasan titik pada tahun 1920.
Pada periode 1930-1950 terjadi banyak peningkatan dalam perkembangan mesin las. Proses pengelasan busur nyala terbenam (submerged) yang busur nyalanya tertutup di bawah bubuk fluks pertama dipakai secara komersial pada tahun 1934 dan dipatenkan pada tahun 1935. Sekarang terdapat lebih dari 50 macam proses pengelasan yang dapat digunakan untuk menyambung pelbagai logam dan paduan.
Pengelasan yang kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah sangat berkembang. Kemajuan dalam teknologi pengelasan tidak begitu pesat sampai tahun 1877. Sebelum tahun 1877, proses pengelasan tempa dan peyolderan telah dipakai selama 3000 tahun. Asal mula pengelasan tahanan listrik {resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Prof. Elihu Thompson memulai percobaan pembalikan polaritas pada gulungan transformator, dia mendapat hak paten pertamanya pada tahun 1885 dan mesin las tumpul tahanan listrik {resistance butt welding) pertama diperagakan di American Institute Fair pada tahun 1887.
Pada tahun 1889, Coffin diberi hak paten untuk pengelasan tumpul nyala partikel (flash-butt welding) yang menjadi satu proses las tumpul yang penting. Zerner pada tahun 1885 memperkenalkan proses las busur nayala karbon {carbon arc welding) dengan menggunakan dua elektroda karbon, dan N. Slavinoff pada tahun 1888 di Rusia merupakan orang pertama yang menggunakan proses busur nyala logam dengan memakai elektroda telanjang (tanpa lapisan). Coffin yang bekerja secara terpisah juga menyelidiki proses busur nyala logam dan mendapat hak paten Amerika dalam tahun 1892. Pada tahun 1889, A. Strohmeyer memperkenalkan konsep elektroda logam yang dilapis untuk menghilangkan banyak masalah yang timbul pada pemakaian elektroda telanjang.
Thomas Fletcher pada tahun 1887 memakai pipa tiup hidrogen dan oksigen yang terbakar, serta menunjukkan bahwa ia dapat memotong atau mencairkan logam. Pada penggunaan dan pengembangan teknologi las. Pada