- Information
- AI Chat
Was this document helpful?
Artikel Aset Depresiasi
Course: accounting (AC)
410 Documents
Students shared 410 documents in this course
University: Universitas Nusa Mandiri
Was this document helpful?
ARTIKEL
Aset vs Depresiasi: Cara menghitung & Memahami Penyusutan
Siti Rohmah
Aset adalah suatu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk
menghasilkan keuntungan di masa depan. Dalam pengelolaan keuangan perusahaan, aset sangat
penting untuk dihitung dan dikelola dengan baik. Namun, seiring dengan penggunaan aset tersebut,
nilai aset akan menurun seiring waktu dan penggunaannya. Hal ini dikenal sebagai depresiasi.
Depresiasi adalah penurunan nilai aset akibat penggunaan, pengeksploitasian, atau usia. Depresiasi
dihitung sebagai selisih antara biaya aset dan nilai residu (nilai sisa aset setelah umur ekonomisnya
berakhir) dibagi dengan umur ekonomis aset. Umur ekonomis adalah jangka waktu perkiraan di mana
aset masih dapat digunakan sebelum mengalami keausan atau menjadi usang.
Untuk lebih memahami depresiasi, berikut adalah cara menghitung depresiasi menggunakan dua
metode yang paling umum digunakan.
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan paling umum
digunakan. Metode ini menghitung depresiasi dengan cara membagi biaya aset dengan umur
ekonomisnya. Umur ekonomis adalah jangka waktu perkiraan di mana aset masih dapat
digunakan sebelum menjadi usang. Misalnya, jika sebuah mesin memiliki biaya sebesar Rp
100.000.000 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka depresiasi per tahunnya adalah Rp
20.000.000 (Rp 100.000.000 / 5 tahun). Depresiasi tahunan yang sama akan dihitung selama
umur ekonomis aset tersebut. Kelebihan dari metode garis lurus adalah sederhana dan mudah
dipahami, serta memberikan estimasi yang lebih akurat untuk aset yang memiliki umur
ekonomis yang sama setiap tahunnya. Namun, kekurangan dari metode ini adalah tidak
memperhitungkan tingkat depresiasi yang lebih tinggi di awal penggunaan aset, dan tidak
mempertimbangkan faktor nilai residu (nilai yang tersisa dari aset setelah umur ekonomisnya
berakhir).
2. Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun adalah metode depresiasi yang mengalokasikan biaya aset ke dalam
periode waktu tertentu dengan menggunakan persentase tetap dari nilai buku aset. Nilai buku
aset adalah biaya aset dikurangi dengan depresiasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Persentase depresiasi dihitung dengan cara 1 / umur ekonomis aset dalam persentase.
Misalnya, jika sebuah mesin memiliki nilai buku sebesar Rp 100.000.000 dan umur
ekonomisnya adalah 5 tahun, maka persentase depresiasi adalah 20% (1 / 5 tahun x 100%).
Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengalikan nilai buku aset dengan persentase
depresiasi. Misalnya, pada tahun pertama depresiasi sebesar Rp 20.000.000 (Rp 100.000.000
x 20%). Kelebihan dari metode saldo menurun adalah memberikan pengakuan pada tingkat
depresiasi yang lebih tinggi di awal masa penggunaan aset, sehingga menurunkan nilai buku
lebih cepat di awal umur ekonomis aset. Selain itu, metode ini juga mempertimbangkan nilai
residu, yang berarti bahwa nilai aset tidak dianggap nol pada akhir umur ekonomisnya.
Namun, kekurangan dari metode ini adalah kompleks dan sulit dipahami, serta menghasilkan
depresiasi yang lebih besar pada awal masa penggunaan aset.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung depresiasi, yaitu:
1. Biaya Perolehan: Biaya perolehan mencakup biaya aset, biaya pengiriman, biaya instalasi,
dan biaya lainnya yang terkait dengan akuisisi aset. Pastikan untuk mencatat semua biaya
yang relevan dan termasuk dalam perhitungan depresiasi.
2. Masa Manfaat: Masa manfaat adalah jangka waktu yang diharapkan aset akan digunakan.
Masa manfaat ini akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung depresiasi. Pastikan untuk
memperhitungkan masa manfaat secara akurat dan sesuai dengan kondisi aset.
3. Nilai Residu: Nilai residu adalah nilai aset pada akhir masa manfaat. Nilai residu ini akan
digunakan sebagai dasar untuk menghitung depresiasi dalam metode saldo menurun. Pastikan
untuk menentukan nilai residu yang realistis dan sesuai dengan kondisi aset.