Skip to document
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.

Makalah menyembelih hewan (1) CPY

Course

accounting (AC)

410 Documents
Students shared 410 documents in this course
Academic year: 2021/2022
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Technische Universiteit Delft

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

MAKALAH

TATA CARA MENYEMBELIH HEWAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FIQH SD/SMP/SMA

DOSEN PEMBIMBING :KERMI DIASTI , M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK VII

1. GENDA APREZA

2. GITO HARTOSO

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL- QUR’ANIYAH

STITQ MANNA BENGKULU SELATAN

JL. AFFAN BACHSIN NO. 29 MANNA

TAHUN AKADEMIK 2020/

BAB I

PENDAHULUAN

A Belakang Masalah

Dalam Islam, penyembelihan hewan ternak sebelum dikonsumsi merupakan salah satu

hal yang sangat penting, karena binatang yang disembelih bukan atas nama Allah SWT

menjadi haram hukumnya untuk dimakan. Karena pentingnya makanan dan sembelihan bagi

manusia, maka hendaknya kita selalu memberikan perhatian penuh pada makanan dari sumber

hewani yang akan kita konsumsi, terutama bagaimana proses penyembelihan dan

pengolahannya.

Islam telah mengatur tentang makanan mana yang dihalalkan dan mana yang

diharamkan. Hewan yang halal dan baik ditentukan juga pada saat proses penyembelihan dan

pengolahannya. Penyembelihan adalah sengaja memutus saluran makanan, tenggorokan dan

dua pembuluh darah hewan dengan alat yang tajam selain kuku dan gigi. Penyembelihan

dilakukan untuk melepaskan nyawa binatang dengan jalan paling mudah yang kiranya

meringankan dan tidak menyakiti. Islam juga telah mengatur tentang tata cara menyembelih

hewan sesuai dengan syari’at. Karena cara penyembelihannya berpengaruh pada kehalalan

hewan tersebut, karena penyembelihan yang tidak sempurna akan mengakibatkan hewan

tersebut disamakan dengan bangkai, sedangkan Allah mengharamkan memakan bangkai.

B Masalah

  1. Apa Pengertian menyembelih hewan?

  2. Apa macam-macam penyembelihan hewan?

  3. Apa Tujuan penyembelihan hewan?

  4. Bagaimana Rukun atau Ketentuan Menyembelih Hewan?

  5. Apa adab penyembelihan hewan?

  6. Bagaimana tata cara menyembelih hewan?

  7. Apa hikmah penyembelihan hewan?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyembelihan Hewan

Penyembelihan Menurut Bahasa ialah menyempurnakan kematian. Sedangkan

Menurut Istilah ialah memutus jalan makan, minum,nafas, dan urat nadi pada leher

hewan dengan alat tajam, selain gigi, kuku, tulang, dan sesuai syariat.

1

Sembelihan dalam istilah fikih disebut al-Zakah yang bermankna baik atau suci.

Digunakan istilah al-Zakah untuk sembelihan, karena dengan penyembelihan yang sesuai

dengan ketentuan syara’ akan menyebabkan hewan yang disembelih itu baik, suci dan

halal dimakan. Penyembelihan halal Al zabilah adalah perkara yang sangat penting dalam

syariat islam dan dari segi bahasa yaitu potong atau menyembelih bagi menghilangkan

nyawa binatang. Dari segi syarat pula ialah menyembelih binatang yang mampu di kuasai

dan harus dimakan dengan memutuskan urat darah dikiri dan kanan leher binatang

dengan alat yang tajam karena Allah.

Menyembelih dalam syariat Islam adalah langkah melenyapkan

ruh binatang dengan cara memotong leher kerongkongan dan tenggorokan serta dua urat

nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi, tulang dan kuku atau cara lain yang dibenarkan

oleh syariat Islam. Namun perlu diketahui ada dua jenis hewan yang halal dikomsumsi

tanpa disembelih terlebih dahulu yaitu ikan dan belalang.

ُ

ال

َ

ح

ِ

الط

َ

ودُ

ِ

ب

َ

ك

ْ

ال

َ

ف

ِ

ان

َ

ما الدَ

َ

م

َ

أ

َ

وادُ

َ

ر

َ

ج

ْ

ال

َ

و

ُ

وت

ُ

ح

ْ

ال

َ

ف

ِ

ان

َ

ت

َ

ت

ْ

ي

َ

م

ْ

ا ال

َ

م

َ

أ

َ

ف

ِ

ان

َ

م

َ

د

َ

و

ِ

ان

َ

ت

َ

ت

ْ

ي

َ

ا مَن

َ

ل

ْ

ت

َ

حِل

ُ

أ

Artinya: “ Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut

adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa.” (HR.

Ibnu Majah no. 3314. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

B. Macam-Macam Penyembelihan Hewan

Penyembelihan hewan dalam rangka taqarrub kepada allah itu ada empat macam, berikut

Empat macam penyembelihan hewan dalam islam:

  1. Dam Haji, yaitu setiap orang terkena kewajiban menyembelih seekor kambing, dan

bisa diganti dengan seekor sapi atau unta untuk tujuh orang.

1 Sulaiman, Rasjid.(2010).Fiqh Islam:sinar baru algensindo Hal:470-

3

  1. Hadyu, untuk disembelih disekitar masjidil haram buat orang-orang miskin. Tidak

ditentukan seekor untuk berapa orang.

  1. Aqiqah , untuk seorang anak laki-laki dua ekor, dan seorang anak perempuan satu

ekor kambing.

  1. Qurban idul adha , seekor kambing untuk seluruh anggota keluaga tanpa

dibatasi anggota keluarga tidak harus qurban setiap orang dengan seekor.

Namun, kalua ada yang melakukan demikian ,boleh-boleh saja.

Menyembelih pada asalnya terbagi kepada 4 bentuk;

  1. Menyembelih hewan yang halal dikonsumsi untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada

Allah Ta’ala dan mengagungkanNya, seperti qurban pada Idul Adha (al udhhiyah) dan

saat haji tamattu’ dan qiran (diistilahkan dengan al hadyu). Seperti juga menyembelih

untuk bersedekah dengan dagingnya kepada orang-orang fakir. Yang seperti ini

disyari’atkan dan termasuk dalam ibadah.

  1. Menyembelih hewan yang halal dikonsumsi untuk tamu, atau untuk walimah pernikahan

dan yang semacamnya. Yang seperti ini diperintahkan entah dalam bentuk perintah wajib

atau bersifat anjuran.

  1. Menyembelih hewan yang halal dikonsumsi untuk diperdagangkan dengan menjual

dagingnya, atau untuk dimakan, dan yang semacamnya. Yang seperti ini hukum asalnya

adalah mubah.

  1. Menyembelih untuk mendekatkan diri kepada makhluk, mengagungkannya dan

merendahkan diri kepadanya. Yang seperti ini adalah ibadah, dan tidak boleh bertaqarrub

dengannya kepada selain Allah Ta’ala. Siapa yang menyembelih dalam rangka untuk

bertaqarrub kepada makhluk dan mengagungkannya, maka ia telah terjatuh kepada syirik

akbar, sembelihannya haram dan tidak boleh dimakan. Sama saja makhluk tersebut

adalah seorang manusia, atau jin, atau dari kalangan malaikat, atau berbentuk sebuah

kubur dan lain-lain. Allah Ta’ala berfirman:

ا

َ

ن

َ

أ

َ

و

ُ

ت

ْ

مِر

ُ

أ

َ

لِك

ٰ

َ

ذ

ِ

ب

َ

و

ۖ

ُ

ه

َ

ل

َ

يك

ِ

ر

َ

ش

َ

ل * مِينَ

َ

ال

َ

ع

ْ

البِ

َ

ِ ر

َ

اتِي لِ

َ

م

َ

م

َ

و

َ

اي

َ

ي

ْ

ح

َ

م

َ

كِي و

ُ

س

ُ

ن

َ

تِي و

َ

ل

َ

صنَ

ِ

إ

ْ

ل

ُ

ق

لِمِين

ْ

س

ُ

م

ْ

ال

ُ

ل

َ

و

َ

َ أ

5

dengan itu, penyembelihan diangap sah apabila dilakukan dengan sengaja dan putus

saluran pernafasan dan saluran makanan dileher hewan yang disembelih.

  1. Ketentuan Orang Yang Menyembelih

Penyembelihan yang disyariatkan dalam ajaran islam adalah penyembeliha yang

memenuhi ketentuan-ketentuan, berikut ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi seorang

penyembelih yaitu:

  1. Penyembelih beragama Islam

Penyembelihan yang dilakukan oleh orang yang kafir (Ingkar kepada Allah Swt.),

orang yang musyrik (Menyekutukan Allah Swt.), maupun orang yang murtad (keluar

dari agama islam) hukumnya tidak sah.

  1. Menyembelih dengan sengaja

Seorang penyembelih harus dalam keadaan sadar dan sengaja menyembelih.

  1. Penyembelih baligh dan berakal

Tidaklah sah sembelihan orang yang belum baligh dan orang yang akalnya tidak

waras, misalnya gila.

  1. Penyembelih membaca basmalah

Selain membaca basmalah, penyembelih juga disunahkan membaca sholawat dan

takbir sebanyak tiga kali. Perhatikan sabda Rasulullah Saw. Berikut ini:

َ

ب

َ

ر

َ

ق

ِ

ن

ْ

يَن

َ

ر

ْ

ق

َ

أ

ِ

ن

ْ

ي

َ

ح

َ

ل

ْ

م

َ

أ

ِ

ن

ْ

ي

َ

ش

ْ

ب

َ

ك

ِ

ب

َ

م

َ

ل

َ

س

َ

هِ و

ْ

ي

َ

ل

َ

ع

ُ

ى ال

َ

ل

َ

الِ ص

ُ

ل

ْ

و

ُ

س

َ

ى ر

َ

حض“ :َ

َ

ال

َ

ق

ٍ

سَن

َ

أنْ

َ

ع

:

َ

ال

َ

ق

َ

ف

ُ

ر

َ

الآ∮

َ

ب

َ

ر

َ

ق

َ

تِهِ، و

ْ

ي

َ

ب

ِ

لهْ

َ

أ

َ

دٍ و

َ

م

َ

ح

ُ

ما مِنْ

َ

ذ هَ

َ

ك

َ

ل

َ

و

َ

ك

ْ

مِن

َ

م

ُ

ه

َ

الِ الل

ِ

م

ْ

س

ِ

ب

َ

ال

َ

ق

َ

ا ف

َ

مهُدُ

َ

ح

َ

أ

ُ

أ مِنْ

َ

ك

َ

د

َ

ح

َ

ونْ

َ

م

َ

عا مِنْ

َ

ذ

َ

ه

َ

ك

َ

ل

َ

و

َ

ك

ْ

مِن

َ

م

ُ

ه

َ

الِ الل

ِ

م

ْ

س

ِ

“ب

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

menyembelih dua ekor kambing kibasy yang berwarna putih dan bertanduk. Beliau

menyembelih yang seekor seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu

dan untukMu, kurban dari Muhammad dan keluarganya.” Lalu Beliau menyembelih

yang seekor lagi seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan

untukMu, qurban dari siapa saja yang mentauhidkanMu dari kalangan umatku.”

(Hadits Abu Thalhah Radhiyallahu ‘anhu).

  1. Ketentuan Hewan Yang Akan Disembelih

Berikut ketentuan hewan yang akan disembelih:

  1. Hewan dalam keadaan masih hidup

Tidak sah hukumnya menyembelih hewan yang sudah mati. Adapun hewan yang

sakit, tercekik, terpukul, terjatuh, ditanduk oleh binatang lain atau yang diserang

binatang buas, apabila kita mendapatkannya dalam keadaan hampir mati(masih

hidup), lalu kita sempat menyembelihnya maka hewan tersebut boleh dimakan. Allah

Swt. Berfirman:

ُ

ة

َ

ذ

ْ

ُو

ُ

ق

ْ

و

َ

م

ْ

ال

َ

و

ُ

ُة

َ

نِقخَ

ْ

ن

ُ

م

ْ

ال

َ

و ُُ

ِ

ه ب

ٰ

ِ

الل

ِ

ُر

ْ

ي لِغَ

َ

ل

ِ

ه

ُ

ا ا

َ

م

َ

و

ِ

ر

ْ

ي

ِ

ز

ْ

خِن

ْ

ال

ُ

م

ْ

ح

َ

ل

َ

و

ُ

مالدَ

َ

و

ُ

ة

َ

ت

ْ

ي

َ

م

ْ

ال

ُ

م

ُ

ك

ْ

ي

َ

ل

َ

ع

ْ

ت

َ

م

ِ

ر

ُ

هح

م

ُ

ت

ْ

ي

َ

ك

َ

ا ذ

َ

م

َ

لِ ا

ُ

ع

ُ

ب

َ

الس

َ

ل

َ

ك

َ

ا ا

َ

م

َ

و

ُ

ة

َ

ح

ْ

طِي

َ

الن

َ

و

ُ

ة

َ

يدِ

َ

ر

َ

ت

ُ

م

ْ

ال

َ

و

Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging)

hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang

jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu

sembelih. (Q. Al-Maidah/5:3)

  1. Hewan tersebut termasuk hewan yang halal

Hewan yang haram dikomsumsi seperti katak, babi, anjing, dan sebagainya tidak sah

disembelih. Hewan yang diperoleh melalui cara haram juga tidak sah disembelih.

  1. Ketentuan alat penyembelih

Alat yang digunakan untuk menyembelih hendaknya memenuhi ketentuan

sebagai berikut:

  1. Alat yang digunakan tajam dan dapat melukai

Ketajaman alat dimaksudkan agar proses penyembelihan berlangsung cepat sehingga

hewan tersebut segera mati.

  1. Alat penyembelihan tidak terbuar dari tulang, kuku, atau gigi.

Berdasarkan hadist Rasulullah saw riwayat Bukhari-Muslim kita tidak diperbolehkan

menyembelih menggunakan alat yang terbuat dari kuku, gigi dan tulang.

  1. Alat yang digunakan boleh terbuat dari besi, baja, bambu atau apasaja yang bisa tajam.

  2. Ketentuan Menyembelih

Supaya proses penyembelihan menjadi sah, harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

  1. Penyembelihan dilakukan pada urat leher sampai terputus saluran makanan,

pernapasan dan dua urat lehernya.

َ

ُُال

َ

ق

َ

م

ُ

ث

ُ

ُُه

َ

ح

َ

ب

َ

ذ

َ

م

ُ

ث

ُ

ه

َ

ع

َ

ج

ْ

ضُُ

َ

أ

َ

ف

َ

ش

ْ

ب

َ

ك

ْ

ال

َ

ذ

َ

آ∮

َ

أ

َ

ا وهَ

َ

ذ

َ

آ∮

َ

أ

َ

م

ُ

ث

ْ

ت

َ

ل

َ

ع

َ

ف

َ

ف .«

ٍ

ر

َ

ج

َ

ح

ِ

ا ب

َ

ذِيه

َ

ح

ْ

» اش

َ

ال

َ

ق

هِ.

ِ

ى ب

َ

ح

َ

ض

َ

م

ُ

ث .« ٍد

َ

م

َ

ح

ُ

ةِ م

َ

م

ُ

أمِنْ

َ

دٍ و

َ

م

َ

ح

ُ

م

ِ

آل

َ

دٍ و

َ

م

َ

ح

ُ

م مِنْ

ْ

ل

َ

ب

َ

ق

َ

ت

َ

م

ُ

ه

َ

ِ الل

َ

ال

ِ

م

ْ

اس

ِ

» ب

Artinya : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing

kibasy. Beliau berjalan dan berdiri serta melepas pandangannya di tengah orang banyak.

Kemudian beliau dibawakan seekor kambing kibasy untuk beliau buat penyembelihan

hewan. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau”. Beliau

melanjutkan, “Asahlah pisau itu dengan batu”. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu beliau

membaringkan kambing itu, kemudian beliau bersiap menyembelihnya, lalu mengucapkan,

“Bismillah. Ya Allah, terimalah penyembelihan hewan ini dari Muhammad, keluarga

Muhammad, dan umat Muhammad”. Kemudian beliau menyembelihnya.

An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan dianjurkannya

membaringkan kambing ketika akan disembelih dan tidak boleh disembelih dalam keadaan

kambing berdiri atau berlutut, tetapi yang tepat adalah dalam keadaan berbaring. Cara

seperti ini adalah perlakuan terbaik bagi kambing tersebut. Hadits-hadits yang ada pun

menuntunkan demikian. Juga hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Juga

berdasarkan kesepakatan ulama dan yang sering dipraktekan kaum muslimin bahwa hewan

yang akan disembelih dibaringkan di sisi kirinya. Cara ini lebih mudah bagi orang yang

akan menyembelih dalam mengambil pisau dengan tangan kanan dan menahan kepala

hewan dengan tangan kiri.”

  1. Meletakkan Kaki Di Sisi Leher Hewan. Anas berkata:

ُ

ُُه

َ

مدَ

َ

ا ق

ً

اضُُِ ع

َ

و

ُ

ُُه

ُ

تْي

َ

أ

َ

ر

َ

ف ،

ِ

نْي

َ

ح

َ

ل

ْ

م

َ

أ

ِ

نْي

َ

شُُْب

َ

ك

ِ

  • صُُلى ال عليُُه وسُُلم – ب

ُ

ى

ِ

ب

َ

ى الن

َ

حضَ

ِدِه

َ

ي

ِ

ا ب

َ

م

ُ

ه

َ

ح

َ

ب

َ

ذ

َ

ف ،

ُ

ر

ِ

ب

َ

ك

ُ

ي

َ

ى و

ِ

م

َ

س

ُ

ا ي

َ

م

ِ

احِه

َ

ى صِ ف

َ

ل

َ

. ع

Artinya : “ Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam berpenyembelihan hewan dengan dua ekor

kambing kibasy putih. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher dua kambing

itu. Lalu beliau membaca basmalah dan takbir, kemudian beliau menyembelih keduanya.”

Ibnu Hajar memberi keterangan, “Dianjurkan meletakkan kaki di sisi kanan hewan

penyembelihan hewan. Para ulama telah sepakat bahwa membaringkan hewan tadi adalah

pada sisi kirinya. Lalu kaki si penyembelih diletakkan di sisi kanan agar mudah untuk

menyembelih dan mudah mengambil pisau dengan tangan kanan. Begitu pula seperti ini

akan semakin mudah memegang kepala hewan tadi dengan tangan kiri.”

  1. Menghadapkan Hewan Ke Arah Kiblat. Dari Nafi:

ةِ.

َ

ل

ْ

القِب

ِ

ر

ْ

ي

َ

حِهِ لِغ

ْ

ب

َ

ذ

َ

ة

َ

ح

ْ

ي

ِ

ب

َ

ذ

َ

ل

ُ

ك

ْ

أ

َ

ي

ْ

ن

َ

أ

ُ

ه

َ

ر

ْ

ك

َ

يانَ

َ

ك

َ

ر

َ

م عُ نَ

ْ

بِ ا

َ

ن

َ

أ

Artinya : “Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging hewan yang disembelih

dengan tidak menghadap kiblat.” Syaikh Abu Malik menjelaskan bahwa menghadapkan

hewan ke arah kiblat bukanlah syarat dalam penyembelihan. Jika memang hal ini adalah

syarat, tentu Allah akan menjelaskannya. Namun hal ini hanyalah mustahab (dianjurkan).

  1. Mengucapkan Tasmiyah (Basmalah) Dan Takbir.

Ketika akan menyembelih disyari’atkan membaca “Bismillaahi wallaahu akbar“,

sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik di atas. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu

ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim) hukumnya wajib sebagaimana telah dijelaskan di

muka. Adapun bacaan takbir – Allahu akbar – para ulama sepakat kalau hukum

membaca takbir ketika menyembelih ini adalah sunnah dan bukan wajib.

E. Tata Cara Menyembelih Hewan

Cara penyembelihan hewan ada dua macam, yaitu penyembelihan secara

tradisional dan penyembelihan mekanik. Penyembelihan tradisional adalah

penyembelihan hewan dengan menggunakan alat sederhana, seperti pisau, parang dan

sebagainya. Sedangkan penyembelihan mekanik adalah penyembelihan dengan

menggunakan mesin potong hewan. Berikut Untuk memahami kedua macam cara

penyembelihan tersebut:

a. Tata cara penyembelihan tradisional

Cara penyembelihan tradisional sebagai berikut:

  1. Menyiapkan lubang penampung darah.

  2. Hewan yang akan disembelih dihadapkan kekiblat, lambung kiri di bawah.

  3. Kaki hewan dipegang kuat-kuat atau di ikat, kepalanya ditekan kebawah.

  4. Leher hewan diletakkan di atas lubang penampung darah yang sudah disiapkan

  5. Berniat menyembelih.

  6. Membaca basmalah, sholawat nabi dan takbir sebanyak tiga kali.

  7. Arahkan pisau (alat penyembelih) pada bagian leher hewan, sembelihlah sampai

terputus tenggorokan, saluran makanan, dan urat lehernya.

Dalam proses penyembelihan, ada hal-hal yang disunahkan, yaitu:

3 misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa.

BAB III

PENUTUP

A

Penyembelihan Menurut Bahasa ialah menyempurnakan kematian. Sedangkan Menurut

Istilah ialah memutus jalan makan, minum,nafas, dan urat nadi pada leher hewan dengan alat

tajam, selain gigi, kuku, tulang, dan sesuai syariat. Menyembelih dalam syariat Islam adalah

langkah melenyapkan ruh binatang dengan cara memotong leher kerongkongan dan tenggorokan

serta dua urat nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi, tulang dan kuku atau cara lain yang

dibenarkan oleh syariat Islam.

Rukun menyembelih hewan ada empat perkara yaitu penyembelihan atau sembelihan,

penyembelih, hewan yang disembelih dan alat penyembelihan. Sehubungan dengan itu,

penyembelihan diangap sah apabila dilakukan dengan sengaja dan putus saluran pernafasan dan

saluran makanan dileher hewan yang disembelih.

Cara penyembelihan hewan ada dua macam, yaitu penyembelihan secara tradisional dan

penyembelihan mekanik. Penyembelihan tradisional adalah penyembelihan hewan dengan

menggunakan alat sederhana, seperti pisau, parang dan sebagainya. Sedangkan penyembelihan

mekanik adalah penyembelihan dengan menggunakan mesin potong hewan.

DAFTAR PUSTAKA

Rasjid, Sulaiman.(2010). Fiqh Islam .Bandung:sinar baru algensindo Hal:470-

Ahsan,Muhammad.(2013). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas

IX .Jakarta:Erlangga.

sumbarprov.go/home/news/8619-tata-cara-menyembelih-hewan-qurban

hidayatullahkim.wordpress/2016/04/11/macam-macam-penyembelihan/

Was this document helpful?
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.

Makalah menyembelih hewan (1) CPY

Course: accounting (AC)

410 Documents
Students shared 410 documents in this course
Was this document helpful?

This is a preview

Do you want full access? Go Premium and unlock all 14 pages
  • Access to all documents

  • Get Unlimited Downloads

  • Improve your grades

Upload

Share your documents to unlock

Already Premium?
1
MAKALAH
TATA CARA MENYEMBELIH HEWAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FIQH SD/SMP/SMA
DOSEN PEMBIMBING :KERMI DIASTI , M.Pd.I
DISUSUN OLEH KELOMPOK VII
1. GENDA APREZA
2. GITO HARTOSO
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL- QUR’ANIYAH
STITQ MANNA BENGKULU SELATAN
JL. AFFAN BACHSIN NO. 29 MANNA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.