Skip to document
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.

PAGT Pasien Sindrom Nefrotik dengan Edema

PAGT Pasien Sindrom Nefrotik dengan Edema
Course

Fakultas Ilmu Kesehatan, Gizi (Bahan Pangan Tambaha)

574 Documents
Students shared 574 documents in this course
Academic year: 2022/2023
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Universitas HKBP Nommensen

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

B. Asesmen

  1. Data Personal

Kesimpulan :

An. S masuk rumah sakit pada tanggal 18-10-2022 dengan diagnosis sindrom

nefrotik serta dengan riwayat penyakit sekarang yaitu Nefrotik Sindrom dengan

Edema, tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

Nama An. S Nomor RM 17079824 Ruangan/Bed M5/5. Tanggal Masuk 18-10- Tanggal Pengkajian 20-10- Tanggal lahir 03-03- CH-1.1 Umur 10 tahun 8 bulan CH-1.1 Jenis Kelamin Perempuan CH-1.1 Suku/etnik Sunda CH-1.1 Pendidikan Sekolah Dasar (SD) CH-3.1 Alamat Rajapolah CH-3.1 Agama Islam

CH-2.1 Keluhan Utama Bengkak di bagian wajah dan kaki kiri dan tangan CH-2.1 Diagnosa medis Sindrom Nefrotik dengan Edema

CH-2.

Riwayat Penyakit Sekarang

SMRS

Pasien memiliki riwayat demam selama 3 hari, mual muntah 2x/ hari, bengkak di bagian wajah, tangan dan kaki MRS Demam ±3 hari, bengkak di bagian wajah, kaki kiri dan tangan Riwayat Penyakit Keluarga

-

Riwayat Penyakit Dahulu

-

  1. Antropometri

Kode IDNT

Jenis Data Keterangan

AD-1.1 Tinggi Badan 116,5 cm

AD-1.

Berat Badan aktual 25 kg

Berat Badan kering

BB kering = BBA – koreksi cairan = 25 – 20% BBA = 25 – 1, = 23,75 kg AD-1.1 LLA 20,4 cm

BBI

BBI = 2 x (usia tahun) + 8 = 2 (10) + 8 = 20 + 8 = 28 kg

BB/TB

BB/TB =

𝐵𝐵𝐴 𝐵𝐵𝐼 × 100% BB/TB = 23, 28 × 100% BB/TB = 84% (Gizi kurang) Sumber: CDC (2000)

Kesimpulan :

Berdasarkan data antropometri diketahui An. S memiliki status gizi kurang

(BB/TB = 84%).

Tabel 1 Tingkat Oedem Tingkat Oedema Acites Ringan (bengkak pada tangan atau kaki) -10% BBA -2,2 kg Sedang (bengkak pada wajah, tangan, atau kaki -20% BBA -6 kg Berat (bengkak seluruh tubuh -30% BBA -10 kg Sumber : Adisty, 2012

adanya kerusakan pada glomerulus sehingga protein dapat melewati glomerulus dan keluar ke urine. Pada penderita sindrom nefrotik keluarnya protein pada urine terdiri atas campuran albumin dan protein, kehilangan protein pada urine menyebabkan hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia akan memacu sintesis lipoprotein dan menurunkan degradasi lemak yang akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterol.

  1. Pemeriksaan Fisik/Klinis Kode IDNT

Keterangan Hasil Rujukan Interpretasi

Pemeriksaan tanggal 20-10- PD-1.1 Penampilan Keseluruhan

Lemah Stabil Sadar penuh Compos Mentis Compos Mentis Adanya pembengkakan pada wajah, tangan dan kaki (edema sedang ++)

Tidak ada pembengkakan (edema) Adanya edema

PD-1.1 Gangguan saluran cerna

Nafsu makan menurun

Nafsu makan baik Daya terima makanan kurnag

Gangguan saluran cerna

mual, muntah, nyeri perut

Tidak mual, muntah, nyeri

PD-1.1 Tanda-tanda Vital

TD:138/104 <102/61 Tinggi N: 92 x/menit 75-118 Normal R: 24 x/menit 18-25 Normal S: 36oC 36,5-37,5oC Rendah Sumber data: Rekam Medis UPTDK RSUD dr. Soekardjo (2022)

Kesimpulan :

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pasien terdapat bengkak pada bagian wajah, kaki dan tangan,. edema atau pembengakakan yang terjadi karena adanya penurunan tekanan onkotik plasma akibat kadar albumin serum yang rendah. Tekanan darah tinggi pada sindrom nefrotik disebabkan karena adanya retensi natrium dan air intrarenal. Daya terima makanan pasien kurang disebkan karena adanya penurunan nafsu makan.

  1. Riwayat Makan

a. Riwayat Pola Makan

b. Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ)

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil SQFFQ pola makan An. S SMRS memiliki pola makan yang teratur, namun saat MRS pola makan pasien tidak teratur. penurunan nafsu makan, pasien makan dengan porsi kecil. Secara keseluruhan berdasarkan hasil SQFFQ An. S untuk energi sudah termasuk

Kode IDNT

Jenis Data Keterangan

FH.1.

Riwayat Pola Makan

SMRS

Pola makan An. S yaitu makan utama 3×/hari 1 porsi, selingan 2 kali. Makanan pokok: nasi 3×/hari @1 porsi Protein hewani: telur, ayam 1×/hari @1 porsi Protein nabati: tahu, tempe 1×/hari @1 porsi Sayuran: buncis, bayam, wortel, sawi putih 1×/hari @1 porsi Buah: pisang, semangka, melon 3-4×/mgg @1 porsi Jajanan: minuman manis, gorengan 1×/hari @1 porsi MRS Setelah pasien masuk rumah sakit, pola makan pasien teratur 3 kali makan per hari, terdapat penurunan nafsu makan. FH.2.1 Pemesanan Diet Diet Rendah Garam FH.2.1.2 Alergi makanan Tidak memiliki alergi/pantangan makanan

FH.2. Pemberian makanan

Akses oral

FH.

Pengetahuan tentang makanan dan gizi

Belum pernah mendapatkan edukasi/konseling terkait makanan dan gizi.

Energi Protein Lemak KH Na Kolesterol Total asupan 2,9 51,6 54,1 343,3 2681,15 450, AKG 2000 60 67 275 1400 170

%Pemenuhan 104% 86% 80,7% 124% 191,5% 265,2%

d. Terapi Medis dan Fungsi Jenis terapi Medis

Fungsi Interaksi Obat dengan Makanan Furosemide Untuk mengatasi edema dan mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi

Mual, muntah, diare, sembelit

Paracetamol Meredakan demam Parasetamol diketahui dapat berinteraksi dengan makanan maupun minuman yang mengandung karbohidrat Lasix Obat untuk mengeluarkan cairan berlebih pada kondisi edema

Gangguan saluran cerna, kehabisan kalsium , kalium natrium.

Ceftriaxone Untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi di dalam tubuh

Adanya mual muntah, diare dan sakit perut

Sumber data: Interaksi obat dan makanan (2017)

Kesimpulan :

Terapi medis/obat diberikan untuk mengatasi edema dan mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi demam serta untuk menghambat pertumbuhan bakteri (Interaksi Obat dan Makanan Ed. II).

C. Diagnosis Gizi

Domain Intake NI-2 Asupan oral inadekuat (P) berkaitan dengan adanya penurunan nafsu makan (E) ditandai dengan hasil recall energi 26%, protein 26%, lemak 31, %, dan karbohidrat 19,2 % (S)

NI-5 Penurunan kebutuhan zat gizi (Natrium, kolesterol dan cairan) (P) berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal (E) ditandai dengan tekanan darah tinggi 138/104, edema (wajah, tangan, kaki) dan hasil SQFFQ asupan natrium tinggi 191,5 %, kolesterol tinggi 265,2% (S)

Domain klinis

NC-2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan sindrom nefrotik (E) ditandai dengan ketidaknormalan hasil laboratorium kolesterol tinggi 215 , albumin rendah 2,74 , dan proteinuria positif 3+ (S)

D. Intervensi Gizi

  1. Tujuan a) Memenuhi asupan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien b) Mengurangi atau membatasi asupan natrium, kolesterol dan cairan c) Membantu menstabilkan nilai laboratorium hingga mencapai normal
  2. Prinsip dan Syarat Diet a) Energi cukup b) Protein sedang 15% dari kebutuhan energi total c) Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi total d) Karbohidrat 60% dari total kebutuhan energi e) Natrium diberikan kurang dari 600 mg f) Cairan dibatasi sebanyak 600 cc pada pasien karena edema g) Kolesterol dibatasi <300 mg/hari
  3. Preskripsi Diet a) Jenis Diet : Diet Rendah Garam II, Rendah Kolesterol dan ekstra putih telur b) Rute : Oral c) Bentuk Makanan : Makanan Lunak d) Frekuensi Makan : 3 kali makanan utama, 2 kali selingan
  4. Perhitungan Perhitungan kebutuhan (PERMENKES, 2013) BMR = 22,5 x BBK +

= 22,5× 23,75+

= 1033,37 kkal

  1. Memberikan pengetahuan terkait masalah sindrom nefrotik f) Materi
  2. Menjelaskan hasil pengukuran antropometri dan status gizi pasien
  3. Pengertian, gejala, dan penyebab sindrom nefrotik
  4. Pengertian diet rendah garam
  5. Tujuan dan prinsip/syarat diet rendah garam
  6. Sumber-sumber makanan diet rendah garam
  7. Contoh menu sehari diet rendah garam

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Karbohidrat

Beras, ketan, singkong, terigu, tapioka, gula, macaroni, mie bihun, biskuit

Roti dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan soda

Protein Hewani

Daging dan ikan segar, telur maksimal satu butir sehari dan susu satu gelas

Daging asap, ham. Dendeng, ikan asin, ikan kaleng, kornet, telur asin Protein Nabati

Semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahannya

Keju dan kacangan yang dimasak dengan garam Sumber lemak

Minyak goreng, margarin tanpa garam

Margarin dan mentega biasa Sayuran Semua jenis sayuran yang tidak diawetkan

Sayuran yang diawetkan Buah- buahan Semua jenis buah segar Buah-buahan yang diawetkan Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4 (2019)

  1. Koordinasi

Koordinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti Dokter, Apoteker, Ahli gizi, pasien dan keluarga pasien, perawat ruangan, staff penyaji makanan. No. Tenaga Kesehatan Koordinasi 1 Dokter Melakukan koordinasi dengan dokter terkait 18iagnose medis, pemeriksaan keadaan fisik dan klinis pasien 2 Apoteker Melakukan koordinasi mengenai obat yang diberikan dan interkasi obat dengan makanan 3 Ahli gizi Diskusi mengenai rencana asuhan gizi pasien

No. Tenaga Kesehatan Koordinasi

4 Perawat ruangan

Melakukan koordinasi dengan perawat mengenai perkembangan pasien, hasil pemeriksaan fisik klinis, dan hasil laboratorium pasien

5 Pasien dan keluarga pasien

Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan yang disediakan rumah sakit dan bekerjasama dengan keluarga pasien untuk memantau asupan pasin

6 Staff penyaji makanan

Melakukan koordinasi dengan petugas penyaji makanan terkait dengan rancangan diet yang diberikan

E. Rencana Monitoring dan Evaluasi

F. Monitoring dan Evaluasi

  1. Hari Pertama Monitoring dan Evaluasi a. Klinis dan fisik

Data Hasil Nilai Rujukan

Tekanan darah 140/90 mm/Hg <102/61 mm/Hg Oedem Edema ++ Tidak ada oedem

Pada hari pertama monitoring dan evaluasi tekanan darah pada An. S tinggi yaitu 140/90 mm/Hg. Terdapat edema pada wajah dan kaki.

Hal yang Diukur Waktu Pengukuran

Target

Asupan

Membandingkan asupan dan jumlah zat gizi sebelum dan sesudah intervensi

Setiap hari

Asupan makanan lebih dari 90% kebutuhan Natrium <600 mg Kolesterol <300mg/hari

Fisik dan Klinis

Tekanan darah Oedem

Setiap pemeriksaan oleh dokter/perawat

Tekanan darah (119/76) Oedem berkurang

Biokimia

Albumin Protein urine Kolesterol

Setiap pemeriksaan laboratorium

Albumin normal (40-50%) Protin urine negatif Kolesterol (<200 mg/dl)

Was this document helpful?
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.

PAGT Pasien Sindrom Nefrotik dengan Edema

Course: Fakultas Ilmu Kesehatan, Gizi (Bahan Pangan Tambaha)

574 Documents
Students shared 574 documents in this course
Was this document helpful?

This is a preview

Do you want full access? Go Premium and unlock all 11 pages
  • Access to all documents

  • Get Unlimited Downloads

  • Improve your grades

Upload

Share your documents to unlock

Already Premium?
9
B. Asesmen
1. Data Personal
Kesimpulan :
An. S masuk rumah sakit pada tanggal 18-10-2022 dengan diagnosis sindrom
nefrotik serta dengan riwayat penyakit sekarang yaitu Nefrotik Sindrom dengan
Edema, tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
Kode
IDNT
Jenis Data
Data Personal
Nama
An. S
Nomor RM
17079824
Ruangan/Bed
M5/5.2.6
Tanggal Masuk
18-10-2022
Tanggal Pengkajian
20-10-2022
Tanggal lahir
03-03-2012
CH-1.1.1
Umur
10 tahun 8 bulan
CH-1.1.2
Jenis Kelamin
Perempuan
CH-1.1.3
Suku/etnik
Sunda
CH-1.1.6
Pendidikan
Sekolah Dasar (SD)
CH-3.1.5
Alamat
Rajapolah
CH-3.1.7
Agama
Islam
CH-2.1.1
Keluhan Utama
Bengkak di bagian wajah dan kaki
kiri dan tangan
CH-2.1.5
Diagnosa medis
Sindrom Nefrotik dengan Edema
CH-2.1.2
Riwayat Penyakit
Sekarang
SMRS
Pasien memiliki riwayat demam
selama 3 hari, mual muntah 2x/ hari,
bengkak di bagian wajah, tangan
dan kaki
MRS
Demam ±3 hari, bengkak di bagian
wajah, kaki kiri dan tangan
Riwayat Penyakit
Keluarga
-
Riwayat Penyakit
Dahulu
-

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.

Why is this page out of focus?

This is a Premium document. Become Premium to read the whole document.