- Information
- AI Chat
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.
Was this document helpful?
This is a Premium Document. Some documents on Studocu are Premium. Upgrade to Premium to unlock it.
SUMBER YURIDIS, HISTORIS, SOSIOLOGIS, DAN POLITIS TENTANG PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Course: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (HKM61312)
130 Documents
Students shared 130 documents in this course
University: Universitas Singaperbangsa Karawang
Was this document helpful?
This is a preview
Do you want full access? Go Premium and unlock all pages
Access to all documents
Get Unlimited Downloads
Improve your grades
Already Premium?
SUMBER YURIDIS, HISTORIS, SOSIOLOGIS, DAN POLITIS TENTANG
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
A. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Melalui Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu
diaktualisasikan agar dalam praktik berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam
konflik yang tidak produktif. Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun
2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum negara.
B. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara
Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia merdeka, Radjiman
meminta kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara. Sebelumnya, Muhammad
Yamin dan Soepomo mengungkapkan pandangannya mengenai dasar negara.
Kemudian dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan
bahasa Belanda, Philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka. Philosophische grondslag
itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya
untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara
dengan istilah ‘Weltanschauung’ atau pandangan dunia (Bahar, Kusuma, dan Hudawaty, 1995: 63,
69, 81; dan Kusuma, 2004: 117, 121, 128, 129). Dapat diumpamakan, Pancasila merupakan dasar
atau landasan tempat gedung Republik Indonesia itu didirikan.
C. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara
Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas(yang bersifat
vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan bernegara. Kedua,
nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat
sosial (bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamental etika-politik kehidupan
bernegara dalam pergaulan dunia.
Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada persaudaraan dunia yang dikembangkan melalui
jalan eksternalisasi dan internalisasi. Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat
dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia
yang lebih jauh. Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan
itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan.