Skip to document

Bab2 himpunan

Materi tentang himpunan
Course

Pengantar Matematika (MATA4101)

677 Documents
Students shared 677 documents in this course
Academic year: 2022/2023
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Universitas Terbuka

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

Sri Supatmi,S UNIKOM

Teori Himpunan 2011

Himpunan ( set )

 Himpunan ( set ) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.

 Objek di dalam himpunan disebut elemen , unsur , atau anggota.

Cara Penyajian Himpunan

1. Enumerasi

Contoh 1.

  • Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
  • Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
  • C = {kucing, a , Amir, 10, paku}
  • R = { a , b , { a , b , c}, { a , c } }
  • C = { a , { a }, {{ a }} }
  • K = { {} }
  • Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
  • Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {..., -2, -1, 0, 1, 2, ...}.

Keanggotaan xA : x merupakan anggota himpunan A ; xA : x bukan merupakan anggota himpunan A.

Contoh 2. Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a , b , { a , b , c}, { a , c } } K = {{}} maka 3  A 5  B { a , b , c }  R cR {}  K {}  R Contoh 3. Bila P 1 = { a , b }, P 2 = { { a , b } }, P 3 = {{{ a , b }}}, maka aP 1 aP 2 P 1  P 2 P 1  P 3 P 2  P 3

2. Simbol-simbol Baku

P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... } N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... } Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... } Q = himpunan bilangan rasional R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan kompleks

 Himpunan yang universal: semesta , disimbolkan dengan U. Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.

3. Notasi Pembentuk Himpunan

Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x }

Contoh 4. (i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5

A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}

atau A = { x | xP , x < 5 }

yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}

(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF2151}

4. Diagram Venn

Contoh 5. Misalkan U = {1, 2, ..., 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}. Diagram Venn:

U

12

5

3 6

8

4

7

A B

Contoh 8. (i) { 1, 2, 3} {1, 2, 3, 4, 5} (ii) {1, 2, 3} {1, 2, 3} (iii) NZRC (iv) Jika A = { ( x , y ) | x + y < 4, x , y 0 } dan B = { ( x , y ) | 2 x + y < 4, x 0 dan y 0 }, maka BA.

TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut: (a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, AA ). (b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A (   A ). (c) Jika AB dan BC , maka AC

   A dan AA , maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya ( improper subset ) dari himpunan A. Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan adalah improper subset dari A.

AB berbeda dengan AB (i) AB : A adalah himpunan bagian dari B tetapi AB. A adalah himpunan bagian sebenarnya ( proper subset ) dari B.

Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3}

(ii) AB : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian ( subset ) dari B yang memungkinkan A = B.

Himpunan yang Sama

A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.

A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka AB.

 Notasi : A = BAB dan BA

Contoh 9. (i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x ( x – 1) = 0 }, maka A = B (ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B (iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka AB Untuk tiga buah himpunan, A , B , dan C berlaku aksioma berikut: (a) A = A , B = B , dan C = C (b) jika A = B , maka B = A (c) jika A = B dan B = C , maka A = C

Himpunan yang Ekivalen

 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.

 Notasi : A ~ B   A =  B

Contoh 10. Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a , b , c , d }, maka A ~ B sebab  A =  B = 4

Himpunan Saling Lepas

 Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas ( disjoint ) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.

 Notasi : A // B

 Diagram Venn: U

A B

Contoh 11. Jika A = { x | xP , x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B. Himpunan Kuasa

 Himpunan kuasa ( power set ) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A , termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.

 Notasi : P ( A ) atau 2 A

 Jika  A = m , maka  P ( A )= 2 m.

Contoh 12. Jika A = { 1, 2 }, maka P ( A ) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }} Contoh 13. Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P () = {}, dan himpunan kuasa dari himpunan {} adalah P ({}) = {, {}}.

Contoh 16. Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },

(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8}

(ii) jika A = { x | x /2  P , x < 9 }, maka A = { 1, 3, 5, 7, 9 }

Contoh 17. Misalkan: A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri B = himpunan semua mobil impor C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990 D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu

(i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” ( EA ) ( EB ) atau E ( AB )

(ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta”  ACD

(iii) “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp

100 juta”  C  D  B

d. Selisih ( difference )

 Notasi : A – B = { x  x  A dan x  B } = A  B

Contoh 18. (i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka AB = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan BA =  (ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}

e. Beda Setangkup ( Symmetric Difference )

 Notasi: AB = ( AB ) – ( AB ) = ( AB ) ( BA )

Contoh 19. Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka AB = { 3, 4, 5, 6 }

Contoh 20. Misalkan

U = himpunan mahasiswa P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80 Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80

Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80. (i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : PQ (ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : PQ (iii) “Ssemua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – ( PQ )

TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut: (a) AB = BA (hukum komutatif) (b) ( AB )  C = A ( BC ) (hukum asosiatif)

f. Perkalian Kartesian ( cartesian product )

 Notasi: AB = {( a , b )  aA dan bB }

Contoh 20. (i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a , b }, maka CD = { (1, a ), (1, b ), (2, a), (2, b ), (3, a ), (3, b ) } (ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka AB = himpunan semua titik di bidang datar

Catatan:

  1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:  AB =  A .  B .
  2. Pasangan berurutan ( a , b ) berbeda dengan ( b , a ), dengan kata lain ( a , b ) ( b , a ).
  3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu ABBA dengan syarat A atau B tidak kosong. Pada Contoh 20(i) di atas, DC = {( a , 1), ( a , 2), ( a , 3), ( b , 1), ( b , 2), ( b , 3) }  CD.
  4. Jika A = atau B = , maka AB = BA = 

Hukum-hukum Himpunan

  1. Hukum identitas:  A  = AA U = A

  2. Hukum null /dominasi:  A  =   A U = U

  3. Hukum komplemen:  AA = U  AA = 

  4. Hukum idempoten:  AA = AAA = A

  5. Hukum involusi:

 A )( = A

  1. Hukum penyerapan (absorpsi):  A ( AB ) = AA ( AB ) = A

  2. Hukum komutatif:  AB = BAAB = BA

  3. Hukum asosiatif:  A ( BC ) = ( AB )  CA ( BC ) = ( AB )  C

  4. Hukum distributif:  A ( BC ) = ( AB ) ( AC )  A ( BC ) = ( AB ) ( AC )

  5. Hukum De Morgan:

 A  B = A  B

 A  B = A  B

11 0/

 = U

 U= 

Prinsip Dualitas

 Prinsip dualitas: dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar. Contoh: AS kemudi mobil di kiri depan Inggris (juga Indonesia) kemudi mobil di kanan depan Peraturan: (a) di Amerika Serikat, - mobil harus berjalan di bagian kanan jalan, - pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului, - bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung

(b) di Inggris, - mobil harus berjalan di bagian kiri jalan, - pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului, - bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung

Prinsip dualitas : Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Inggris.

(Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan ( identity ) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti , , dan komplemen. Jika S * diperoleh dari S dengan mengganti   ,   ,  U, U  , sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan S * juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.

  1. Hukum identitas: A  = A

Dualnya: A U = A

  1. Hukum null /dominasi: A  = 

Dualnya: A U = U

  1. Hukum komplemen: AA = U

Dualnya: AA = 

  1. Hukum idempoten: AA = A

Dualnya: AA = A

  1. Hukum penyerapan: A ( AB ) = A

Dualnya: A ( AB ) = A

  1. Hukum komutatif: AB = BA

Dualnya: AB = BA

  1. Hukum asosiatif: A ( BC ) = ( AB )  C

Dualnya: A ( BC ) = ( AB )  C

  1. Hukum distributif: A ( BC )=( AB ) ( AC )

Dualnya: A ( BC ) = ( AB ) ( AC )

  1. Hukum De Morgan:

A  B = A  B

Dualnya:

A  B = A  B

  1. Hukum 0/

= U

Dualnya:

U= 

Contoh 23. Dual dari ( A  B ) ( A  B ) = A adalah

( A  B ) ( A  B ) = A.

(b) AiAj = untuk ij

Contoh 25. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.

Himpunan Ganda

 Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan ganda ( multiset ). Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.

Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4.

 Himpunan ( set ) merupakan contoh khusus dari suatu multiset , yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.

 Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua berbeda.

Operasi Antara Dua Buah Multiset :

Misalkan P dan Q adalah multiset :

  1. PQ adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q. Contoh: P = { a , a , a , c , d , d } dan Q ={ a , a , b , c , c }, PQ = { a , a , a , b , c , c , d , d }

  2. PQ adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q. Contoh: P = { a , a , a , c , d , d } dan Q = { a , a , b , c , c } PQ = { a , a , c }

  3. P – Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan:  multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q , jika selisihnya positif  0, jika selisihnya nol atau negatif. Contoh: P = { a , a , a , b , b , c , d , d , e } dan Q = { a , a , b , b , b , c , c , d , d , f } maka PQ = { a , e }

  4. P + Q , yang didefinisikan sebagai jumlah ( sum ) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q. Contoh: P = { a , a , b , c , c } dan Q = { a , b , b , d }, P + Q = { a , a , a , b , b , b , c , c , d }

Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan

 Pernyataan himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan.  Pernyataan dapat berupa: 1. Kesamaan ( identity ) Contoh: Buktikan “ A ( BC ) = ( AB ) ( AC )” 2. Implikasi

Contoh: Buktikan bahwa “Jika A B =  dan A (B C) maka selalu berlaku bahwa A C”.

1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn

Contoh 26. Misalkan A , B , dan C adalah himpunan. Buktikan A ( BC ) = ( AB ) ( AC ) dengan diagram Venn.

Bukti:

A ( B  C ) ( A  B ) ( A  C )

Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama. Terbukti bahwa A ( BC ) = ( AB ) ( AC ).

 Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya.  Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn tidak dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal.

(ii) adalah dual dari (i)

A ( A  B ) = ( A  A )  ( A  B ) (H. distributif)

=   ( AB ) (H. komplemen) = AB (H. identitas)

4. Pembuktian dengan menggunakan definisi

 Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian (atau ).

Contoh 31. Misalkan A dan B himpunan. Jika AB = dan A ( BC ) maka AC. Buktikan!

Bukti : (i) Dari definisi himpunan bagian, PQ jika dan hanya jika setiap xP juga  Q. Misalkan xA. Karena A ( BC ), maka dari definisi himpunan bagian, x juga  ( B C). Dari definisi operasi gabungan (), x ( BC ) berarti xB atau xC. (ii) Karena xA dan AB = , maka xB

Dari (i) dan (ii), xC harus benar. Karena x  A juga berlaku x C, maka dapat disimpulkan AC.

Was this document helpful?

Bab2 himpunan

Course: Pengantar Matematika (MATA4101)

677 Documents
Students shared 677 documents in this course
Was this document helpful?
Sri Supatmi,S.Kom
UNIKOM
Teori Himpunan 2011
Himpunan (set)
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
Cara Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
Contoh 1.
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A= {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B= {4, 6, 8, 10}.
- C= {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
Keanggotaan
xA: xmerupakan anggota himpunan A;
xA: xbukan merupakan anggota himpunan A.
Contoh 2.
Misalkan: A= {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3 A
5 B
{a, b, c} R
cR
{} K
{} R
Contoh 3. Bila P1= {a, b}, P2= { {a, b} }, P3= {{{a, b}}}, maka
aP1
aP2
P1P2
P1P3
P2P3